
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 7 Juni 2018 :
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bakal menerbitkan obligasi subordinasi Rp500 miliar. Perseroan menawarkan obligasinya dengan tingkat kupon tetap 7,7 persen per tahun.
Tiga perusahaan sekuritas menjadi penjamin emisi (underwriter) penerbitan obligasi BRI. Ketiga perusahaan itu adalah Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas.
Perseroan telah mendapatkan izin efektif pada 6 Juni 2018. Masa penawaran obligasi akan berlangsung pada 8-21 Juni 2018, jadwal penjatahan pada 22 Juni dan obligasi subordinasi perseroan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 27 Juni 2018.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor Indonesia berdasarkan data single investor identification (SID) hingga Mei 2018 mencapai 1,3 juta. Separuh dari investor pasar modal merupakan pemilik reksadana.
KSEI mengungkapkan pertumbuhan investor pasar modal dari sektor reksadana cukup baik. Terdapat potensi pertumbuhan investor reksadana yang cukup besar di masa mendatang.
Pendirian badan pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) juga masih dinantikan. Jika sudah aktif, bakal ada sekitar 4,5 juta investor pasar modal baru dari program tersebut.
PT Delta Djakarta Tbk (DLTA)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengirimkan surat resmi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta terkait rencana penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) milik Pemprov Jakarta.
DPRD memerlukan waktu hingga usai Idul Fitri untuk memproses permohonan izin divestasi saham itu. Pemprov mengungkapkan bahwa rencana divestasi saham tersebut telah memasuki babak baru.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bakal menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap III dan sukuk ijarah berkelanjutan III dengan masing-masing senilai total Rp16 triliun dan Rp4 triliun. Pada tahap pertama, PLN bakal menerbitkan obligasi Rp2,5 triliun dan sukuk ijarah Rp750 miliar.
Obligasi berkelanjutan tahap pertama PLN terdiri atas lima seri yang memiliki tenor berbeda. Lima seri obligasi perseroan terdiri atas obligasi dengan tenor 5, 7, 10,15 dan 20 tahun. Sama halnya dengan obligasi, sukuk ijarah perseroan terdiri atas lima seri tenor, yakni 5, 7, 10, 15 dan 20 tahun.
Sebanyak tujuh perusahaan menjadi penjamin emisi (underwriter) penerbitan obligasi. Ketujuh perusahaan itu adalah Bahan Sekuritas, BNI Sekuritas, CGS CIMB Sekuritas, Danareksa Sekuritas, DBS Vicerks Sekuritas Indoensia, Indo Premier Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas.
Masa penawaran awal obligasi dan suku ijarah akan berlangsung pada 7-26 Juni 2019 dan masa pencatatan di Bursa Efek Indonesia akan dilakukan pada 11 Juli 2018.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II berencana mengambil alih sekitar 49 persen saham anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) , yakni PT Krakatau Bandar Samudera. Pengambilalihan saham tersebut bakal dialakukan karena Krakatau Bandar Samudera batal melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengaku Krakatau Samudera tidak akan go public tahun ini. Karena itu, Kementerian akan mendorong Pelindo II masuk menjadi pemegang saham Krakatau Samudera terlebih dahulu.
Kementerian BUMN menyatakan Krakatau membutuhkan dana, tidak masalah melalui proses go public maupun divestasi ke sesama BUMN. Selain Krakatau Steel bisa memperoleha dana, setelah menjadi pemegang saham Krakatau Samudera, Pelindo II juga akan ikut membesarkan Krakatau Samudera ke depannya. (AM)