
Bareksa.com - Berikut reksa dana dengan return tertinggi dalam sebulan terakhir:
Reksa Dana Saham : Emco Growth Fund (3,10%)
Reksa Dana Saham Syariah : Sucorinvest Sharia Equity Fund (-0,85%)
Reksa Dana Campuran : BNI AM Dana Terencana (9,18%)
Reksa Dana Campuran Syariah : Pacific Balance Syariah (1,87%)
Reksa Dana Pendapatan Tetap : Mandiri Investa Keluarga (1,75%)
Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah : I-Hajj Syariah Fund (1,83%)
Reksa Dana Pasar Uang : Danareksa Gebyar Dana Likuid (0,72%)
Reksa Dana Pasar Uang Syariah : BNI AM Dana Lancar Syariah (0,57%)
Benchmark Reksa Dana
Inflasi Oktober (0,08%)
Bunga Deposito November Setelah Dikurangi Pajak (0,47%)
IHSG (-1,96%)
Indeks Reksa Dana Saham (-1,70%)
Indeks Reksa Dana Saham Syariah (-3,38%)
Indeks Reksa Dana Campuran (-0,80%)
Indeks Reksa Dana Campuran Syariah (-1,52%)
Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap (0,14%)
Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah (0,82%)
Indeks Reksa Dana Pasar Uang (0,48%)
Indeks Reksa Dana Pasar Uang Syariah (0,40%)
Berita Terkait Investasi
Berikut sejumlah berita terkait investasi yang dirangkum dari surat kabar nasional:
Pergerakan Unit Link Membaik
Mengikuti pergerakan pasar saham yang mulai membaik pada Oktober 2015 lalu membuat kinerja unit link juga meningkat. Direktur Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera, Nurseto mengakui koreksi pasar modal menyeret kinerja unit link, namun mulai membaiknya pasar modal menjadi angin segar bagi kinerja unit link. "Tren positif saat ini diharapkan berlanjut dalam jangka panjang."
Chief Marketing Officer PT Zurich Topas Life Heru Gunadi mengatakan minat unit link masih tinggi. Sebanyak 80 persen dari pendapatan premi Zurich disumbang oleh unit link. Penurunan imbal hasil tidak membuat penjualan unit link sepi.
MI Kurangi Porsi Surat Utang Negara
Di bulan Oktober lalu, kepemilikan surat berharga negara (SBN) yang dapat ditransaksikan dalam reksa dana bertambah. Tapi kenaikan tersebut lebih rendang dibanding pertumbuhan di bulan sebelumnya. Kepemilikan Manajer Investasi pada instrumen ini selama Oktober bertambah Rp550 miliar menjadi Rp62,18 triliun, lebih rendah dibanding pertumbuhan sepanjang September yang mencatat kenaikan hingga Rp2,55 triliun.
Analis Sucorinvest Central Gani, Ariawan, mengatakan ketidakpastian pasar global maupun domestik selama September 2015 membuat investor mengincar instrumen yang lebih stabil, seperti reksa dana pendapatan tetap.
Namun saat pasar domestik membaik pada Oktober, investor kembali mengalihkan dana ke reksa dana berbasis saham karena menawarkan return lebih menarik. Alhasil, kenaikan akumulasi SUN di reksa dana pada Oktober tidak setinggi bulan sebelumnya.