Risiko Kasus Covid Naik, Investor Reksadana Bisa Diversifikasi atau Switching

Hanum Kusuma Dewi • 22 Jun 2021

an image
Ilustrasi investor menggunakan aplikasi untuk memantau kondisi pasar saham dan investasi reksadana secara online. (shutterstock)

Reksadana pasar uang bisa jadi pilihan untuk jaga likuiditas dan investasi jangka pendek

Bareksa.com - Kasus baru harian Covid-19 melesat pada pekan lalu, sehingga menjadi sentimen negatif di pasar saham dan obligasi. Investor reksadana bisa mempertimbangkan diversifikasi dan pengalihan portofolio investasi ke aset lebih rendah risiko. 

Chief of Research and Business Development Officer Bareksa, Ni Putu Kurniasari mengatakan pekan ini Indeks harga Saham Gabungan diproyeksikan masih akan cenderung turun dalam rentang 5.900-6.100. Imbal hasil (yield) obligasi negara juga diproyeksikan bergerak dalam rentang 6,55-6,70 persen. 

Risiko datang dari lonjakan kasus baru harian Covid-19 yang mencapai 12.990 pada 18 Juni 2021, dan naiknya potensi tapering off obligasi pemerintah Amerika Serikat. Namun, suku bunga rendah dan data ekonomi Indonesia pasca Lebaran menunjukkan perbaikan dan bisa jadi sentimen positif bagi pasar. 

"Risiko di pasar saham dan obligasi mulai mengalami kenaikan, sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk diversifikasi atau pengalihan (switching) portofolio investasi ke aset yang lebih rendah risikonya seperti reksadana pasar uang," ujarnya. 

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang mayoritas portofolionya berisikan deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Reksadana pasar uang cenderung stabil dan berisiko rendah, cocok untuk investor yang mengutamakan likuiditas dan memiliki profil risiko rendah untuk investasi jangka pendek. 

Sejumlah reksadana pasar uang yang tersedia di aplikasi Bareksa dengan dana kelolaan (asset under management/AUM) cukup besar adalah sebagai berikut. 

Reksadana Pasar Uang 
Dana Kelolaan (Rp miliar)

Sucorinvest Sharia Money Market Fund

2.489,3

Syailendra Dana Kas

3.172,6

TRIM Kas 2

2.252,3

Sumber: Fund Fact Sheet Mei 2021

Di lain sisi, potensi penurunan IHSG maupun harga obligasi dapat menjadi kesempatan investor profil risiko agresif maupun moderat untuk melakukan top up ataupun pembelian dengan tetap mempertimbangkan risiko masing-masing.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.