Pasar Saham dan IHSG Turun, Investasi Ini Justru Wajib Dibeli

Hanum Kusuma Dewi • 05 Apr 2021

an image
Market update Bareksa membahas tentang pasar saham dan kaitannya dengan investasi reksadana.

Reksadana saham bisa jadi alternatif investor yang tidak punya waktu memantau pasar saham

Bareksa.com - ​​Sepanjang pekan lalu, indeks saham (IHSG) bergerak cukup fluktuatif, sehingga berdampak pada pergerakan reksadana berbasis saham. Penurunan indeks saham ini bisa menjadi kesempatan bagi investor jangka panjang untuk membeli reksadana di harga murah. ​

Menurut data Bursa Efek Indonesia, IHSG pada pekan lalu melemah signifikan sekitar 2,97 persen dan ditutup di level 6.011,46 pada 1 April 2021. Penurunan IHSG ini seiring keluarnya dana asing (outflow) dari pasar saham Indonesia sebesar Rp2,3 triliun. 

Grafik Pergerakan IHSG Sepekan

Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah Bareksa.com

Sejumlah sentimen negatif yang menekan kinerja IHSG pekan lalu seperti kabar BPJS Ketenagakerjaan akan mengurangi porsi investasi di saham maupun reksa dana. Dari luar negeri, penurunan saham-saham perbankan di Amerika akibat aksi short selling (jual kosong) dikhawatirkan berimbas pada pasar keuangan global, termasuk Indonesia. 

Analyst Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, ke depan masih banyak sentimen yang perlu diperhatikan investor pasar modal. Contohnya, data purchasing manager index (PMI) di Amerika Serikat. Dalam negeri, data yang ditunggu adalah cadangan devisa yang diperkirakan masih positif. 

"Ke depan, Indonesia juga ada program stimulus dan fokus ke bantuan sosial. Kita juga akan menyambut Hari Raya Idul Fitri yang diharapkan akan mendorong inflasi. Semoga dengan adanya bansos, euforia Ramadhan bisa dorong konsumsi dan inflasi," ujar Nafan dalam Bareksa Market Update melalui Instagram Live, 5 April 2021. 

Secara umum, sepanjang pekan ke depan, pergerakan pasar bisa positif atau bervariasi (mixed). Namun, Nafan menjelaskan kalau investor tidak punya waktu untuk memantau dan menganalisis pergerakan saham, di reksadana ada manajer investasi yang mengelola dan sudah diakui OJK. Investor hanya perlu melihat portofolio reksadana yang memiliki saham bluechip, tata kelola baik, dan pembagian dividen dalam jangka panjang. 

Menghadapi pasar yang naik turun, Nafan mengatakan itu adalah hal yang wajar dalam berinvestasi di pasar modal, khususnya saham. Justru, saat harga turun adalah waktunya membeli lagi (average down), sehingga bisa menambah lebih banyak kepemilikan saham atau unit reksadana saham. 

"Pengalaman saya waktu krisis Covid tahun lalu, saya averaging down. Begitu sudah positif, ya take profit. Jadi menikmati gain," ujarnya. 

Nafan memperkirakan indeks saham IHSG masih berpotensi untuk naik hingga 7.200 pada tahun depan, atau sekitar 20 persen dari level saat ini. Namun, dalam skenario terburuk, bila vaksinasi terhambat dan berkepanjangan misalnya, risiko IHSG bisa menyentuh level 5.400. 

Indeks saham IHSG adalah acuan pasar modal dan investasi berbasis saham seperti reksadana saham. Reksadana disarankan untuk investor agresif yang berani mengambil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun. 

Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola manajer investasi untuk dimasukkan ke dalam aset-aset keuangan seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini 

- Beli reksadana, klik tautan ini 

- Download aplikasi reksadana Bareksa, klik tautan ini 

- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​

Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.