KSEI : Perkembangan Investor Pasar Modal, Reksadana dan SBN per November 2020

Abdul Malik • 30 Dec 2020

an image
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). (www.ksei.co.id)

Jumlah investor reksadana mencatat lonjakan tertinggi hingga 63,75 persen, atau jadi penopang utama

Bareksa.com - Kustodian Sentral Efek Indonesia menyatakan jumlah single investor identification (SID) investor pasar modal hingga akhir November 2020 melesat 45,51 persen jadi 3,61 juta investor dibandingkan akhir 2019 yang sebanyak 2,48 juta investor. Lonjakan tersebut berhasil dicatatkan pasar modal Indonesia di tengah gejolak pasar akibat pandemi Covid-19 tahun ini. Kondisi itu menunjukkan minat investor untuk berinvestasi di pasar modal tak surut, meskipun pasar fluktuatif akibat pandemi.

Meski begitu, pertumbuhannya memang masih lebih rendah dibandingkan 2019 yang meroket hingga 53,41 persen dibandingkan 2018. Namun pertumbuhan jumlah investor 2020 ini masih menunggu realisasi hingga akhir Desember untuk jumlah pastinya, apakah akan bisa menyamai lonjakan di 2019 atau bahkan melampauinya.

Sumber : KSEI

Sedangkan jumlah investor C-Best per November 2020 mencapai 1,54 juta investor atau melonjak 40,1 persen dibandingkan Desember 2019 yang sebanyak 1,1 juta investor. Pertumbuhan ini mengencang jika dibandingkan kenaikan antara 2019 dengan 2018. C-BEST merupakan singkatan dari The Central Depository and Book Entry Settlement System, atau platform eletronik terpadu yang mendukung aktivitas penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan.

Sistem ini sudah dipakai sejak tahun 2000 saat implementasi perdagangan tanpa warkat atau scripless. Setelah 18 tahun berlalu, sistem C-BEST lama tersebut diganti dengan sistem generasi baru, atau C-BEST Next Generation (C-BEST Next-G).

Sumber : KSEI

Lonjakan pertumbuhan jumlah investor pasar modal utamanya ditopang oleh investor reksadana yang melesat hingga 63,75 persen pada November 2020 jadi 2,9 juta investor. Meski membukukan lonjakan tertinggi dan jadi penopang utama, namun jika dibandingkan pertumbuhan antara 2019 dengan 2018, memang pada 2020 melambat. Namun angka pasti jumlah investor reksadana sepanjang 2020 masih menunggu data terakhir hingga penutupan Desember ini.

Sumber : KSEI

Lonjakan jumlah investor juga dibukukan investor Surat Berharga Negara (SBN). Per November 2020, jumlah investor SBN melesat 43,12 persen jadi 452.635 investor dibandingkan Desember 2019 yang sebanyak 316.263 investor. Senada dengan reksadana pertumbuhannya memang melambat jika dibandingkan 2019 dari 2018 yany melesat hingga 61,9 persen.

Sumber : KSEI

SID Melalui Fintech

Menurut KSEI, dari jumlah 3,61 juta investor pasar modal tersebut, sebanyak 3,58 juta merupakan investor individu atau ritel, atau menyumbang 99,2 persen terhadap total jumlah investor. Adapun jumlah investor institusi sebanyak 32.183 investor atau 0,8 persen. Dari jumlah itu, sebanyak 52,09 persen berinvestasi melalui perusahaan teknologi finansial (fintech) atau sebanyak 1,88 juta investor individu/ritel dan 154 investor institusi.

Sumber : KSEI

Jika dirinci, investor ritel untuk reksadana menyumbang 99,76 persen dan institusi menyumbang 0,24 persen. Investor C-Best sebanyak 99,04 persen disumbang ritel dan 0,96 persen oleh institusi, sedangkan SBN sebanyak 96,74 persen merupakan investor ritel dan 3,26 persen merupakan investor insitusi.

Sumber : KSEI

Berdasarkan asal negaranya, 99,11 persen keseluruhan investor pasar modal merupakan investor lokal dan hanya 0,89 persen investor asing. Untuk C-Best, tercatat investor lokal menyumbang 98,95 persen dan investor asing 1,05 persen. Sedangkan reksadana sebanyak 99,7 persen merupakan investor lokal dan 0,3 persen asing, serta SBN sebanyak 95,99 persen investor lokal dan 4,01 persen investor asing.

Sumber : KSEI

Berdasarkan nilai asetnya, tertinggi dipegang oleh institusi lokal yang senilai Rp1.818 triliun atau menyumbang 44,16 persen, disusul institusi asing Rp1.768 triliun atau berkontribusi 42,95 persen, individu lokal Rp524,12 triliun atau merepresentasi 12,73 persen, serta individu asing Rp6,45 triliun atau menyumbang 0,16 persen.

Sumber : KSEI

Dominasi Investor Pria

Berdasarkan jenis kelaminnya, aset investor laki-laki masih mendominasi investor ritel yang mencapai Rp390,48 triliun, atau menyumbang 61,11 persen. Adapun investor perempuan menyumbang 38,89 persen dengan aset senilai Rp104,77 triliun. Kontribusi investor laki-laki meningkat dibandingkan 2019 yang menyumbang 59,42 persen atau senilai Rp340,43 triliun. Sedangkan kontribusi investor perempuan menurun dari 2019 yang senilai Rp89,99 triliun atau menyumbang 40,58 persen.

Sumber : KSEI

Investor Usia di Bawah 30 Tahun

Berdasarkan usianya, investor dengan usia di bawah 30 tahun mendominasi jumlah investor atau mencapai 50,24 persen dengan nilai aset Rp18,74 triliun. Kemudian investor usia 31-40 tahun berkontribusi 23,59 persen dengan nilai aset Rp45,25 triliun dan investor usia 41-50 tahun merepresentasi 14,04 persen dari total dengan nilai aset Rp86,82 triliun.

Meski begitu jika dilihat dari sisi nilai asetnya, investor dengan usia di atas 60 tahun merupakan yang terbesar atau mencapai Rp270,14 triliun, meskipun dari sisi jumlah investor hanya menyumbang 4,01 persen.

Sumber : KSEI

Investor Pegawai

Berdasarkan pekerjaannya, investor yang berprofesi sebagai pegawai baik swasta, negeri maupun guru mendominasi jumlah investor atau mencapai 52,83 persen dengan nilai aset Rp151,02 triliun. Investor pelajar menyumbang 19,34 persen terhadap jumlah investor dengan nilai aset Rp5,13 triliun. Sedangkan investor pengusaha meskipun hanya menyumbang 11,28 persen terhadap jumlah investor, namun kepemilikan asetnya yang terbesar atau mencapai Rp165,93 triliun.

Sumber : KSEI

Berdasarkan pendidikannya terbanyak disumbang oleh investor lulusan strata satu (S1) yang mencapai 44,09 persen dengan aset senilai Rp240,54 triliun, disusul lulusan SMA yang menyumbang 43,26 persen dengan nilai aset Rp100,48 triliun dan lulusan D3 menyumbang 7,4 persen dengan aset Rp19,78 triliun.

Sumber : KSEI

Dari sisi penghasilannya, terbesar disumbang investor dengan penghasilan Rp10 juta hingga Rp100 juta per bulan atau mencapai 58,16 persen dengan aset senilai Rp78,53 triliun. Sumbangan terbesar kedua atau 23,82 persen oleh investor dengan penghasilan Rp100 juta hingga Rp500 juta per bulan dengan nilai aset Rp109,29 triliun. Sedangkan investor dengan penghasilan di bawah Rp10 juta per bulan menyumbang 11,66 persen dengan nilai aset Rp105,37 triliun. 

Sumber : KSEI

Berdasarkan sebarannya, investor di Jawa masih jadi penyumbang terbesar atau 72,12 persen dengan nilai aset Rp2.687 triliun. Aset investor asal Jawa menyumbang 93,97 persen terhadap total aset investor di pasar modal. Disusul investor Sumatera yang menyumbang 15,29 persen terhadap total SID dengan nilai aset Rp63,75 triliun. Kemudian investor asal Kalimantan menyumbang 4,91 persen dengan nilai aset Rp86,72 triliun.

Sumber : KSEI

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

​​