Ini Perkembangan Investor Pasar Modal, Reksadana dan SBN per Oktober 2020

Abdul Malik • 20 Nov 2020

an image
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo dalam Konferensi Pers Peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia secara online, 10 Agustus 2020. (Bareksa)

Dari jumlah investor 3,39 juta, institusi hanya sekitar 1 persen dan investor ritel mencapai 99 persen

Bareksa.com - Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Uriep Budhi Prasetyo, menyatakan pertumbuhan jumlah investor pasar modal sepanjang tahun ini mencapai 36,82 persen menembus 3,39 juta investor per 27 Oktober 2020. Tahun lalu jumlah investor pasar modal 2,48 juta.

"Dari jumlah investor 3,39 juta single investor ID itu, institusi hanya 31.863 investor atau sekitar 1 persen. Sisanya yakni 3,67 juta atau sekitar 99 persen ialah investor ritel," ungkapnya dalam diskusi bertajuk "Take a Chance : Fintech Has Deepened and Further Increased Resiliance of Indonesia's Capital Market" dalam ajang Pekan Fintech Nasiconal secara virtual (20/11/2020).

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

Jika dilihat lebih dalam lagi, kata Uriep, SID investor yang melalui agen penjual (selling agent) teknologi finansial (fintech) mencapai 1,69 juta investor atau menyumbang 49,75 persen. Dari angka itu investor institusi hanya 146 investor, dan investor ritel mencapai 1.690.778.

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

Adapun jumlah investor C-Best per 27 Oktober 2020 mencapai 1,43 juta atau meroket 30,2 persen dibandingkan akhir 2019 yang sebanyak 1,1 juta investor.

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

Penopang utama dari melonjaknya jumlah investor pasar modal adalah melesatnya jumlah investor reksadana. Per 27 Oktober 2020, jumlah investor reksadana mencapai 2,7 juta atau melambung hingga 52,2 persen dari 2019 yang sebanyak 1,77 juta. Dibandingkan tahun lalu, penambahan jumlah investor reksadana hampir mencapai 1 juta investor.

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

Lonjakan serupa, juga dibukukan jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN). Per 27 Oktober 2020, jumlah investor SBN mencapai 438.291 atau melompat 38,58 persen dari 2019 yang sebanyak 316.263 investor.

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

"Kondisi itu menunjukkan meskipun dampak pandemi Covid-19 menghantam pasar modal Indonesia sejak Maret lalu, namun jumlah investor terus melesat," ungkap Uriep.

Demografi Investor Ritel

Dari sisi demografi investor individu, kata Uriep, didominasi investor pria mencapai 61,06 persen yang memiliki aset senilai Rp350,49 triliun. Adapun investor wanita mencapai 38,93 persen dengan aset senilai Rp100,21 triliun.

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

Berdasarkan usia, investor dengan usia di bawah 30 tahun mencapai 48,29 persen dengan aset Rp16,02 triliun. Disusul investor berusia 31-40 tahun yang menyumbang 24,14 persen dengan aset senilai Rp40,33 triliun.

"Ini merupakan tren luar biasar. Investor generasi milenial mendominasi. Apabila investor usia di bawah 30 tahun dan 40 tahun digabung, secara persentase sudah mayoritas atau mencapai 72,43 persen dengan nilai aset gabungan keduanya Rp66,35 triliun," Uriep menjelaskan.

Meski begitu jika dibandingkan nilai aset investor di atas usia 60 tahun yang mencapai Rp241,8 triliun, maka nilai aset investor milenial masih jauh di bawahnya. "Namun ini ke depan akan menjadi prospek yang sangat luar biasa. Karena Indonesia 15 tahun ke depan kita memiliki bonus demografi," Uriep memaparkan. 

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

Berdasarkan pendidikannya, mayoritas investor ritel didominasi lulusan sarjana strata satu atau mencapai 45,1 persen dengan nilai aset Rp225,57 triliun. Disusul pendidikan SMA ke bawah yang menyumbang 42,1 persen dengan nilai aset Rp91,75 triliun.

Sumber : materi paparan Dirut KSEI, Uriep Budhi Prasetyo

Dari sisi penghasilannya, investor ritel dengan penghasilan Rp10 juta hingga Rp100 juta mendominasi atau mencapai 57,95 persen dengan nilai aset mencapai Rp73,64 triliun, disusul investor yang berpenghasilan Rp100 juta hingga Rp500 juta mencapai 24,2 persen dengan aset senilai Rp100,08 triliun.

Berdasarkan pekerjaannya, investor ritel didominasi pegawai swasta, pegawai negeri dan guru yang mencapai 53,14 persen dengan aset senilai 140,89 triliun. Sumbangan terbesar kedua adalah dari profesi pelajar 19,16 persen dengan nilai aset Rp4,69 triliun.

Kemudian profesi pengusaha menyumbang 11,17 persen dengan aset Rp153,69 triliun, ibu rumah tangga 3,43 persen dengan aset Rp29,47 triliun, serta lainnya 13,1 persen dengan aset Rp140,74 triliun.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.