Bursa Dorong Pengembangan Reksadana ETF dan Indeks Berjangka

Hanum Kusuma Dewi • 03 Nov 2020

an image
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi dalam edukasi wartawan pasar modal secara virtual

Dalam dua tahun belakangan ini perkembangan reksadana ETF cukup pesat

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya mendorong pengembangan produk alternatif seperti reksadana yang diperdagangkan di bursa atau exchange traded fund (ETF) dan indeks berjangka (IDX Futures). 

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan bursa akan fokus pada produk di luar saham dan obligasi, yang bisa menjadi sumber pertumbuhan alternatif. "Produk ETF di bursa negara lain jadi sumber pertumbuhan luar biasa, tidak hanya tumbuh signfikan tetapi jadi pilihan investasi," ujarnya dalam edukasi wartawan secara virtual, Selasa 3 November 2020. 

Hasan juga mengatakan bahwa dalam dua tahun belakangan ini perkembangan reksadana ETF cukup pesat. Hal tersebut didukung oleh berbagai upaya bursa untuk membuat ekosistem semakin nyaman, bagi semua stakeholders termasuk dealer partisipan, manajer investasi, broker sekuritas hingga investor. 

Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan saat ini sudah ada 7 dealer partisipan, dibandingkan hanya 2 pada tiga tahun lalu. Selain itu, jumlah produk ETF juga bertambah menjadi 45 produk dibandingkan hanya 14 produk pada akhir tahun 2017.

Jumlah penerbit ETF kini sudah mencapai 22 manajer investasi, dibandingkan hanya 3 manajer investasi pada akhir 2017. Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) pun kini mencapai Rp13,3 triliun, dibandingkan hanya Rp8 triliun pada 2017. Di samping itu, Hasan menyebutkan pertumbuhan transaksi ETF secara tahunan (compound annual growth rate) telah mencapai 40 persen. 

Grafik Pertumbuhan ETF 

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan kapitalisasi Bursa yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan saat ini sekitar Rp6.000 triliun, nilai ETF masih sangat kecil. Kisarannya baru 10 persen, jauh bila dibandingkan dengan rasio di bursa-bursa global yang mencapai 50 persen. 

"Kalau dibandingkan rasio lima tahun lalu masih 1 persen, sekarang sudah tumbuh signifikan. Namun, masih ada ruang potensi peningkatan baik di reksadana indeks dan ETF untuk sama seperti rasio di bursa global," ujar Hasan. 

Ada sejumlah inisiatif yang telah dan akan dilakukan Bursa untuk mendorong ETF di Indonesia. Pertama, mempermudah akses ETF dengan menyediakan transaksi online. Kedua, memberikan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat agar lebih memahami produk. 

Ketiga, memperluas cakupan ETF (coverage) yang bisa meliputi potensi investasi. Keempat memberikan insentif bagi dealer partisipan dan ETF, contohnya membebaskan biaya transaksi (fee) hingga dua tahun ke depan untuk mendukung likuiditas. 

Kelima, Bursa akan memperbolehkan short selling creation dalam rangka menyediakan penawaran dan permintaan yang kompetitif. Keenam, Bursa juga akan menghapuskan batas pergerakan harga maksimum yang selama ini menjadi kendala orang bertransaksi. 

Lalu, langkah ketujuh hingga kesembilan adalah meningkatkan jumlah dealer partisipan, membuat indeks baru yang bisa menjadi acuan bagi ETF dan terakhir mendorong penerbitan ETF baru oleh manajer investasi. 

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia juga menyiapkan indeks berjangka IDX30 Futures. Ini adalah kontrak berjangka dengan underlying aset saham pada harga dan dalam waktu tertentu di masa akan datang. 

Dengan IDX Futures ini, diharapkan investor bisa memiliki alternatif hedging baik dalam keadaan pasar naik (bullish) maupun turun (bearish). Selain itu, investor juga bisa mendapatkan potensi keuntungan yang sama seperti saham, tetapi dengan modal lebih kecil (product leverage). 

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS