Metode Penghitungan Diubah, Ini Rincian Bobot Baru Indeks LQ45 dan IDX30

Bareksa • 12 Nov 2018

an image
Seorang karyawan melihat pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI Jakarta, Rabu (20/6). Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG anjlok 109,58 poin atau 1,83 persen ke level 5.884,039. Indeks LQ45 merosot 2,69 persen ke posisi 925,162. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Tujuan dilakukannya penyesuaian ini adalah untuk memberikan gambaran riil nilai saham

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan penyesuaian metode perhitungan indeks yang sudah ada saat ini dengan menambahkan indikator rasio free float terhadap kapitalisasi pasar. Artinya, akan terjadi adjustment (penyesuaian) dari saham-saham yang berada dalam indeks LQ45 dan IDX30 yang sudah ada saat ini.

Bursa menyebutkan free float ini dimaknai menjadi total saham scripless yang dimiliki oleh investor dengan kepemilikan kurang dari 5 persen yang rasionya relatif terhadap total saham tercatat.

Perbandingan Saham Scripless dan Free Float

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Tujuan dilakukannya penyesuaian ini adalah untuk memberikan gambaran riil nilai saham yang dapat diperoleh investor dengan mengecualikan nilai saham yang dimiliki pemegang saham pengendali.

Selain itu, metode ini juga dinilai akan meningkatkan efisiensi portofolio dengan berkurangnya bobot saham-saham free float rendah sehingga emiten akan lebih meningkatkan jumlah saham free float-nya.

Pertimbangan diberlakukannya hal ini karena dinilai telah menjadi common practice untuk pengitungan indeks oleh indeks providers dan bursa utama dunia.

Nantinya, saham-saham dalam indeks LQ45 dan IDX30 akan kembali dilakukan penghitungan ulang berdasarkan jumlah saham beredarnya dan dari sisi likuiditas serta fundamental perusahaannya.

Dengan demikian, akan terjadi adjustment terhadap kedua indeks.

Berikut beberapa sektor yang akan mengalami penurunan weight di indeks tersebut :

Daftar Bobot Penyesuaian Per Sektor

Sumber : Bursa Efek Indonesia

(AM)