Pasar Saham Volatile, Dua Perusahaan Tunda Waktu IPO Saham

Bareksa • 16 May 2018

an image
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/3). Perdagangan IHSG ditutup melemah 0,69 persen atau 43,38 poin ke level 6.210,7. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

PT Wahana Duta Jaya Rucika memundurkan waktu rencana go public

Bareksa.com – Sebanyak dua perusahaan memutuskan untuk menunda atau memundurkan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham. Satu di antara dua perusahaan yang memundurkan rencana IPO saham adalah PT Wahana Duta Jaya Rucika.

Direktur Pelaksana Mandiri Sekuritas, Laksono Widodo, mengatakan ada dua perusahaan dalam pipeline perseroan yang memutuskan memundurkan waktu IPO sahamnya. Dia belum mau mengungkap dua perusahaan yang memundurkan rencana tersebut.

“Dengan kondisi pasar seperti ini ada yang mundur, mereka mencari waktu semester depan atau akhir 2019,” kata dia di Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.

Menurut Laksono, kondisi pasar saham sejauh ini masih tertekan sehingga memutuskan memundurkan waktunya. Di samping itu, kedua perusahaan tersebut belum mendapatkan izin praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat menjelaskan selain PT Harvest Time dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis, perusahaan produsen pipa, PT Wahana Duta Jaya Rucika yang memundurkan waktu IPO saham.

“Yang lain belum ada, semoga tidak ada lagi,” kata Samsul.

Menurut Samsul, perusahaan yang akan melangsungkan IPO saham membutuhkan proses yang panjang. Kemungkinan perusahaan yang akan go public mempersiapkan diri sekita satu hingga dua tahun.

Perusahaan yang akan go public juga biasanya sudah mencari anchor investor yang mumpuni. Anchor investonya pasti sudah mengetahui industri perusahaan tersebut sehingga tahu cara mengembangkan perusahaan.

“Mereka sudah yakin bakal masuk,” terangnya.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas saat ini tengah menangani dua perusahaan yang akan dan sedang melakukan IPO saham. Satu perusahaan, PT Tugu Pratama Indonesia, anak usaha PT Pertamina, sudah melakukan bookbuilding.

Laksono menjelaskan saat ini Tugu Pratama sedang menjalankan public offering. Perseroan dan penjamin emisi (underwriter) menetapkan harga penawaran saham Rp3.850 per saham, atau harga paling bawah dari harga penawaran.

Tugu Pratama melepas 282 juta saham atau 15 persen dari modal disetor. Dengan harga Rp3.850, Tugu Pratama bakal memperoleh dana Rp1 triliun melalui IPO saham.

Menurut Laksono, dengan kondisi pasar saham saat ini, harga saham yang ditawarkan kepada publik berpotensi memperoleh harga batas bawah. Hal sama juga terjadi pada IPO saham PT Medikaloka Hermina.

Satu perusahaan lain yang tengah bersiap IPO saham adalah PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II.

Mandiri Sekuritas menjadi penjamin emisi proses go public IKT. Rencananya, IKT menargetkan dana Rp1 triliun melalui IPO saham.

Di luar dua anak usaha badan usaha milik negara (BUMN) tersebut, Mandiri Sekuritas tengah menangani dua perusahaan yang bakal IPO saham.(AM)