
Bareksa.com- Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
Perusahaan produsen ban ini optimis dapat melakukan refinancing pada semester pertama tahun ini terhadap obligasi senilai US$500 juta yang akan segera jatuh tempo pada Februari 2018. GJTL sebelumnya telah diturunkan peringkat corporate family rating atau CFR-nya oleh lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investor Service dari B3 menjadi Caa1 dengan outlook negatif. Pemangkasan peringkat oleh Moody’s ini dikarenakan potensi risiko GJTL dianggap semakin besar menjelang tanggal jatuh tempo.
Catharina Widjaja, Direktur Gajah Tunggal mengatakan, penurunan peringkat terjadi karena faktor kekuatiran Moody’s terhadap kemampuan perseroan untuk memperoleh sumber likuiditas untuk melunasi utang jatuh temponya.
PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
Perusahaan ritel ini mengawali tahun ini dengan baik. Per Januari 2016, perseroan mencatat pendapatan sekitar Rp 446 miliar. Torehan tersebut malah sejatinya sedikit di atas ekspektasi perseroan jika dibandingkan secara year on year (yoy). Penjualan sepanjang Januari mengalami kenaikan 8,9 persen yoy, sementara ekspektasi perseroan sebesar 7-8 persen yoy.
Catatan ini merupakan hasil dari sejumlah gerai baru yang dibuka. Satu bulan pertama tahun ini, perseroan membuka gerai di Karang Mulya, Tangerang. Tahun lalu, perseroan telah membuka total 13 gerai.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
Tahun ini emiten tekstil ini berambisi untuk meningkatkan penjualan dengan meningkatkan kapasitas produksi pabrik baru yang mulai beroperasi. Perusahaan dengan kode emiten SRIL optimistis mampu meraup pendapatan pada tahun ini lebih dari US$716 juta dengan laba bersih mencapai US$65 juta sampai dengan US$69 juta karena didukung kondisi makro ekonomi yang cukup baik.
Target tersebut lumayan tinggi dibandingkan tahun lalu yang menargetkan pendapatan pendapatan sebesar US$633 juta dengan laba bersih yang didapat sekitar US$60 juta. Untuk mencapai target, ada beberapa langkah yang akan dilakukan perseroan untuk memacu penjualan pada tahun ini seperti normalisasi kapasitas produksi pabrik baru yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2017 dan fokus pada penjualan produk-produk yang bernilai tinggi.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Grup Lippo berencana menambah portofolio bisnis kesehatannya. Lippo dikabarkan menaruh tawaran untuk menyerap sebagian saham yang dilepas oleh perusahaan asal Singapura, Healthway Medical Corporation. Seperti dilansir dari the Business Times, harga yang diajukan sebesar SGD 0,042 per saham. Dus, total transaksinya nanti mencapai SGD103 juta atau sekitar Rp 1,34 triliun.