Wakil CEO Beli Sejumlah Saham MAPI, Induk Japfa Borong 18 Juta Lembar Saham JPFA
• 29 Jan 2016
Petugas beraktifitas pada sekitar ruang yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/7).(ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
Saham MAPI tahun 2015 sudah turun 25 persen, Saham JPFA menguat sejak akhir 2015
Bareksa.com - Wakil Presiden Direktur PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), V.P. Sharma membeli sejumlah saham perusahaan yang dikelolanya. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sharma tercatat membeli saham MAPI pada 25 - 26 Januari 2016.
Pria berkebangsaan India tersebut membeli 278.900 lembar saham MAPI pada kisaran harga Rp3.789 - 3.800 per saham. Adapun transaksi dengan total nilai Rp1,05 miliar ini ditujukan untuk keperluan investasi pribadi Sharma. Saham MAPI pada 2015 sudah menurun 25 persen menjadi Rp3.795 dari sebelumnya Rp5.075. Sementara hingga penutupan perdagangan kemarin, Kamis 28 Januari 2016, harga saham MAPI masih berada di kisaran Rp3.745 per saham.
Grafik: Harga Saham MAPI
sumber: Bareksa.com
Perusahaan ritel pemegang lisensi merek ternama seperti Adidas, Sogo, dan Zara pada tahun lalu membukukan penurunan laba sekitar 83 persen menjadi Rp20 miliar dari sebelumnya Rp116 miliar. Penurunan antara lain disebabkan adanya rugi kurs sebesar Rp52 miliar. (Baca juga: Pegang Lisensi Starbucks, Saham Mitra Adiperkasa Masih Negatif Pasca Ledakan Bom)
Selain direksi MAPI, aksi investasi lainnya juga dilakukan oleh induk perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yakni Japfa Ltd. Transaksi beli saham ini dilakukan pada 27 Januari 2016. Berdasarkan data BEI, Japfa Ltd. tercatat membeli 18.900.000 saham pada harga rata-rata Rp744,15 per saham. Transaksi dengan nilai Rp14 miliar ini meningkatkan kepemilikan Japfa Ltd. menjadi 58,24 persen dari sebelumnya 58,06 persen.
Saham-saham perusahaan peternakan, termasuk JPFA, sejak akhir 2015 menguat terbantu oleh kenaikan harga ayam di pasar.
Grafik: Hagra Saham JPFA
sumber: Bareksa.com
Citigroup dalam laporan risetnya pada 20 Januari lalu menyebutkan selain tingginya harga ayam di pasar, sektor peternakan akan diuntungkan dengan pulihnya daya beli masyarakat seiring dengan turunnya harga bensin Premium dan dipangkasnya suku bunga acuan. (Baca juga: CHART OF THE DAY : Emiten Peternakan Melanjutkan Penguatan, Apa Penyebabnya?)