
Bareksa – Harga emas spot hari ini berada di US$4.207 per ons pada Rabu sore (3/12), menguat tipis 0,03%. Melansir Business Insider (26/11), meskipun telah melonjak sekitar 57% sepanjang 2025 (YTD), sejumlah analis Wall Street menilai reli emas belum selesai dan masih bisa berlanjut hingga 2026.
Potensi kenaikan tambahan harga emas hingga 20%, berdasarkan proyeksi dari Bank of America, Goldman Sachs, dan Deutsche Bank dibandingkan harga pekan lalu di US$4.164 per ons.
Prediksi itu muncul karena kombinasi faktor bullish yang dinilai akan tetap kuat tahun depan yakni pembelian besar-besaran bank sentral, ekspektasi pemangkasan suku bunga global, penurunan nilai dolar, hingga meningkatnya permintaan dari investor swasta.
Kenaikan harga ke US$5.000 setara potensi naik sekitar 19% dari level harga saat ini.
Faktor pendorong:
Proyeksi ini setara potensi naik sekitar 17%.
Alasannya:
Potensi kenaikan 18%.
Didukung oleh:
Lebih konservatif, potensi naik sekitar 5%, namun masih positif. Mereka menilai faktor geopolitik, tarif dagang, dan turbulensi pasar tetap menjadi penopang.
1. Emas Tetap Jadi Aset Lindung Nilai yang Kuat
Prediksi kenaikan 5–20% menunjukkan emas masih relevan untuk menghadapi inflasi, pelemahan mata uang, dan risiko geopolitik.
2. Potensi Cuannya Masih Terbuka di 2026
Jika skenario bank besar terwujud, investor yang masuk bertahap berpeluang mendapatkan harga rata-rata yang menarik.
3. Namun Tetap Waspadai Koreksi
Rally besar di 2025 membuat emas rentan terkoreksi jangka pendek. Momentum pembelian perlu diperhatikan.
1. Mulai Akumulasi Bertahap (DCA)
Kurangi risiko membeli di harga puncak.
2. Diversifikasi Portofolio
Gabungkan emas dengan SBN, reksadana, atau saham.
3. Fokus untuk Jangka Menengah–Panjang
Prospek hingga 2026 diramal positif, cocok untuk horizon investasi >1 tahun.
4. Pilih Instrumen Emas yang Mudah dan Aman
Pertimbangkan diversifikasi di emas fisik digital di Super App Bareksa yang mudah dibeli, transparan dan bisa dijual atau dibeli kapan saja, serta diawasi oleh otoritas.
*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.
***
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, bekerja sama dengan Mitra Emas berizin.