Bank Sentral Dunia, Termasuk BI, Borong Emas di Oktober, Apa Artinya Bagi Investor?

Abdul Malik • 03 Dec 2025

an image
Ilustrasi cadangan emas batang yang dikumpulkan oleh bank-bank sentral di dunia dinilai sebagai upaya menciptakan mata uang cadangan, alternatif dari dolar AS. (Shutterstock)

Bank sentral membeli 53 ton emas pada Oktober 2025, tertinggi tahun ini, termasuk BI yang menambah 4 ton. Apa alasannya dan apa dampaknya bagi investor?

Bareksa - Pembelian emas oleh bank sentral dunia kembali melonjak di Oktober 2025. Laporan World Gold Council (2/12), dengan total pembelian bersih mencapai 53 ton atau naik 36% secara bulanan, ini menjadi permintaan tertinggi sepanjang tahun. 

Tren kuat ini mempertegas posisi emas sebagai aset lindung nilai saat ketidakpastian global masih tinggi.

Pembelian Emas Bank Sentral Meningkat Tajam

Laporan terbaru World Gold Council mencatat bank sentral membeli 53 ton emas pada Oktober, dipimpin oleh:

  • Bank Nasional Polandia (16 ton)
  • Bank Sentral Brasil (16 ton)
  • Bank sentral lain seperti Uzbekistan, Indonesia (4 ton), Turki, Ceko, Ghana, Kazakhstan, China, dan Filipina.

Secara total, pembelian emas sejak awal tahun (YTD) mencapai 254 ton. Meski lebih lambat dibanding tiga tahun sebelumnya, aktivitas pembelian tetap solid.

Mengapa Bank Sentral Borong Emas?

Ada beberapa alasan strategis yang mendorong tren ini:

1. Harga emas tinggi tapi tetap menarik secara jangka panjang
Kenaikan harga justru menandakan kebutuhan bank sentral memperkuat cadangan aset aman.

2. Ketidakpastian global mendorong permintaan aset safe haven
Inflasi, risiko geopolitik, dan pelemahan mata uang mendorong bank sentral menambah emas sebagai diversifikasi.

3. Emas digunakan sebagai stabilisator cadangan devisa
Negara seperti Polandia, Serbia, Brasil, dan Indonesia meningkatkan porsi emas dalam reserve portfolio.

Bank Indonesia Ikut Menambah Cadangan Emas

Bank Indonesia tercatat membeli 4 ton emas pada Oktober 2025. Penambahan ini sejalan dengan upaya memperkuat ketahanan cadangan devisa Indonesia di tengah volatilitas global.

Daftar Pembeli Emas Terbesar 2025

Hingga Oktober:

  • Polandia menjadi pembeli terbesar: 83 ton
  • Kazakhstan berada di posisi kedua: 41 ton
  • Negara lain seperti Brasil, Uzbekistan, dan Indonesia konsisten menambah cadangan emasnya.

Selain itu, Serbia, Madagaskar, dan Korea Selatan juga mengisyaratkan peningkatan cadangan emas dalam beberapa tahun mendatang.

Apa Dampaknya bagi Investor?

1. Harga Emas Berpotensi Tetap Tinggi
Permintaan bank sentral biasanya bersifat strategis dan jangka panjang, sehingga menopang harga emas global.

2. Emas Semakin Kuat sebagai Aset Lindung Nilai
Kecenderungan negara-negara menambah cadangan emas menunjukkan kepercayaan terhadap emas sebagai pelindung nilai saat risiko makro meningkat.

3. Prospek Positif untuk Produk Investasi Berbasis Emas

Investor ritel bisa mempertimbangkan produk seperti:

  • Emas fisik
  • Reksa dana emas
  • ETF emas
  • Tabungan emas digital

4. Sinyal Diversifikasi yang Lebih Penting

Jika bank sentral saja memperkuat diversifikasi ke emas, investor ritel juga layak mempertimbangkan proporsi emas dalam portofolio.

Kesimpulan

Pembelian emas oleh bank sentral yang meningkat di Oktober 2025 menunjukkan bahwa permintaan terhadap aset safe haven ini masih sangat kuat. Di tengah inflasi tinggi, ketidakpastian global, dan volatilitas pasar, emas tetap menjadi pilihan utama institusi terbesar di dunia.

Ingin Investasi Emas dengan Mudah?

Pantau harga emas, analisis pasar, dan beli emas langsung di Super App Investasi Bareksa. Mulai diversifikasi portofolio kamu hari ini!

Beli Emas di Sini

*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.

***

DISCLAIMER

Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, bekerja sama dengan Mitra Emas berizin.