Reli Emas Kembali Berlanjut Didukung Tarif Baru Trump, Ini Rekomendasi Investasinya

Abdul Malik • 13 Oct 2025

an image
Ilustrasi harga emas yang kembali mencatat rekor tertingi sepanjang masa (all time high) baru. (Shutterstock)

Harga emas menembus US$4.073 didorong tarif baru Trump dan ketegangan global. Analis rekomendasikan strong buy, dengan alokasi 20% portofolio ke emas

Bareksa - Harga emas dunia kembali menguat di awal pekan, Senin (13/10/2025), menembus posisi US$4.073 per ons pada pukul 14.54 WIB. Kenaikan ini melanjutkan tren reli dari akhir pekan lalu, didorong oleh ketegangan geopolitik global serta rencana penerapan tarif baru oleh Amerika Serikat.

Menurut riset Treasury (13/10), penguatan emas terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif impor sebesar 100% untuk barang-barang dari China, mulai November 2025. Kebijakan ini merupakan respons terhadap langkah China memperketat ekspor logam tanah jarang (rare earths). komponen penting untuk industri mobil listrik, ponsel pintar, dan perangkat teknologi global.

Selain faktor perdagangan, pasar juga menyoroti krisis politik di Prancis, penutupan pemerintahan AS (government shutdown), serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, yang semuanya meningkatkan minat investor terhadap aset aman (safe haven) seperti emas.

Harga Emas di Dalam Negeri

Berdasarkan data fitur Bareksa Emas, harga emas fisik digital di Indonesia hari ini (13/10) sebagai berikut:
- Treasury: Rp2.217.418 per gram
- Pegadaian: Rp2.241.000 per gram
- Indogold: Rp2.230.152 per gram
- Antam: Rp2.305.000 per gram

Prospek dan Rekomendasi Investasi

Dari sisi prospek, Goldman Sachs menaikkan proyeksi harga emas Desember 2026 menjadi US$4.900 per ons (dari sebelumnya US$4.300), seiring meningkatnya permintaan terhadap ETF berbasis emas dan pembelian agresif oleh bank sentral.

Dengan momentum positif tersebut, analis Treasury merekomendasikan strategi investasi “Strong Buy” untuk seluruh profil risiko investor: konservatif, moderat, maupun agresif. Kondisi global yang tidak menentu menjadikan emas tetap sebagai aset lindung nilai utama terhadap inflasi dan volatilitas pasar.

 CIO Morgan Stanley, Mike Wilson, menyarankan komposisi portofolio baru 60/20/20, yaitu 60% saham, 20% obligasi, dan 20% logam mulia.

Beli Emas di Sini

(Rahmat Hidayat/AM)

***

DISCLAIMER

Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.