Berita / / Artikel

George Soros Bertaruh Besar Pada Perusahaan Emas, Apa Alasannya?

• 20 May 2016

an image
Hedge Fund George Soros (sumber : wikimedia commons)

Peningkatan harga emas kali ini merupakan yang terhebat dalam hampir tiga dekade terakhir

Bareksa.com - Miliarder kawakan George Soros bertaruh besar pada komoditas emas. Perusahaan investasi miliknya diketahui membeli saham perusahaan tambang emas terbesar dunia yakni Barrick Gold Corp senilai $264 juta pada akhir Maret, sehingga Barrick menjadi investasi terbesar Soros atas perusahaan yang tercatat di bursa Amerika Serikat.  

Investasi yang dilakukan Soros mengundang banyak pertanyaan investor. Pasalnya, emas yang merupakan komoditas safe haven (komoditas yang menjadi tujuan investor di kala instrumen investasi lain tengah terguncang), mulai dilirik investor kawakan sekelas Soros.

Walhasil, setelah munculnya berita investasi Soros, muncul spekulasi bahwa pasar keuangan dunia akan terguncang, harga emas akan terus naik seiring dengan meningkatnya permintaan aset safe haven. Di sisi lain, spekulasi itu tidak sepenuhnya bisa dibenarkan. Lembaga keuangan internasional seperti Goldman Sachs pun memiliki pandangan yang berbeda.

Diberitakan Bloomberg, Goldman Sachs memprediksi harga emas akan turun ke $1.000 per ounce di 2017, atau turun 20 persen dari saat ini $1.255 per ounce. Sementara itu, Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) -- yang menduduki peringkat teratas Bloomberg Rangkings dalam hal memprediksi harga logam mulia -- memperkirakan harga emas akan turun ke $1.100 per ounce di penghujung tahun 2016 ini.  

Lantas, adakah alasan lain mengapa Soros berinvetasi pada perusahaan emas?  

Perlu diketahui, emas merupakan salah satu instrumen investasi paling menarik di kuartal I tahun 2016. Berdasarkan data Bareksa, pada kuartal I 2016 ini, harga emas sudah meningkat 16 persen. Bloomberg bahkan menyebut bahwa peningkatan harga kali ini merupakan yang terhebat dalam hampir tiga dekade terakhir. Penguatan logam mulia tersebut juga mengalahkan investasi lain terutama saham. Sebagai pembanding, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode yang sama hanya naik 2 persen.

Grafik: Peningkatan Harga Emas Awal Tahun 2016


sumber: Bareksa.com

Selain peningkatan harga di awal tahun, tanpa disadari, investasi ke perusahaan tambang emas ternyata menjadi menarik. Menguatnya mata uang negara-negara produsen emas utama terhadap dolar AS mendukung peningkatan marjin tambang emas, terutama yang beroperasi di luar AS. Pasalnya, perusahaan kebanyakan perusahaan tambang membayar beban dengan mata uang lokal, tetapi menerima pendapatan dalam dolar AS.

Di kuartal I 2016, rubel Rusia dan rand Afrika Selatan menguat terhadap dolar AS. Dua negara tersebut merupakan lima besar produsen emas dunia.

Grafik: Penguatan Kurs Negara Produsen Emas Terhadap dolar AS


sumber: Bloomberg.com

Contoh sederhana dapat dilihat pada perusahaan tambang emas lokal yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada kuartal I tahun 2016, ANTM berhasil meraih laba sebesar Rp5,2 miliar, jauh lebih baik daripada periode yang sama tahun sebelumnya rugi Rp240 miliar. ANTM mendapatkan laba dari selisih kurs sebesar Rp178 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

Selain itu, beberapa hal yang terjadi belakangan juga mendorong efisiensi perusahaan tambang emas. Salah satunya adalah penurunan harga minyak dunia. Pada ANTM, hal ini berpengaruh cukup signifikan. Biaya pembelian bahan bakar yang di tahun 2014 menyumbang 10 persen terhadap total beban pokok, kini susut menjadi hanya 6 persen. Nilainya turun signifikan 61 persen menjadi Rp112 miliar dari sebelumnya Rp288 miliar.

Grafik: Biaya Bahan Bakar Aneka Tambang


sumber: laporan keuangan Kuartal I 2016

Namun, untuk memutuskan berinvestasi pada komoditas emas atau perusahaan tambang emas, tentunya perlu dipikirikan matang-matang berbagai risiko yang harus dihadapi. Salah satunya adalah perbedaan pandangan sejumlah lembaga keuangan dunia atas masa depan harga. Ini menandakan masih adanya keraguan atas masa depan harga emas. Dalam hal ini, perkembangan atas naik-turunnya suku bunga AS serta perkembangan perbaikan ekonomi China perlu menjadi perhatian investor.

Hal lain, yang juga perlu dipertimbangkan adalah pergerakan nilai tukar dolar terhadap mata uang lokal. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, pergerakan mata uang mempengaruhi operasional perusahaan tambang. Jika di kuartal I perusahaan tambang menikmati hasil positif lantaran melemahnya dolar, maka pergerakan dolar kedepan perlu juga menjadi perhatian. 

Tags: