Berita Hari Ini: Proyeksi Ekonomi Minus 4,5 Persen; Ramalan Harga Emas Global

Bareksa • 04 Aug 2020

an image
Deretan gedung bertingkat terlihat dari balik pagar kawat di kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Indonesia terancam resesi jika pertumbuhan ekonomi (PDB) minus dalam dua kuartal berturut. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Pembayaran klaim Bumiputera bulan depan; Vaksin Covid-19 asal Rusia diproduksi September; Harga minyak menguat

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita dan informasi terkait ekonomi, investasi yang dirangkum dari berbagai media dan keterbukaan informasi Selasa, 4 Agustus 2020.

Perkiraan Resesi

Dampak dari pandemi virus corona Covid-19 memukul ekonomi Indonesia. Konsensus analis memperkirakan Indonesia bisa terkena resesi, yaitu pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

Pada 5 Mei 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data output ekonomi (Produk Domestik Bruto/PDB) Indonesia periode kuartal II-2020. Sepertinya kontraksi atau pertumbuhan negatif sudah tidak bisa dicegah lagi.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan nilai median perubahan PDB sebesar -4,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Kalau sampai terwujud, maka akan menjadi catatan terburuk sejak 2009, saat Indonesia sedang mencoba bangkit dari terpaan krisis keuangan Asia alias krisis moneter atau krismon.

Sementara dibandingkan kuartal I-2020 (quarter-to-quarter/QtQ), PDB Indonesia periode April-Juni 2020 diperkirakan terkontraksi -2,89 persen. Pada kuartal I-2020 ekonomi Tanah Air sudah terkontraksi -2,41 persen.

Kontraksi ekonomi secara QtQ dalam dua kuartal beruntun sudah memenuhi definisi resesi teknikal. Dalam hal ini, Indonesia sudah merasakan pahitnya resesi.

Sebagian institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus juga memberi proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020. Hasilnya, ekonomi Ibu Pertiwi lagi-lagi diramal terkontraksi -0,155 persen.

Pembayaran Klaim AJB Bumiputera

Para nasabah asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 menemukan titik terang. Manajemen baru perusahaan asuransi mutual itu  berjanji akan mencicil pembayaran klaim senilai Rp 5,3 triliun mulai September 2020.

Salah satunya, melalui optimalisasi aset investasi yang diharapkan dapat melunasi utang 35-40 persen dari total klaim. Direktur Utama AJB Bumiputera, Faizal Karim mengatakan, investasi AJB Bumiputera juga tersebar di reksadana penyertaan terbatas (RDPT), Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), Dana Investasi Real Estate Kontrak Investasi Kolektif (DIRE-KIK) dan lainnya.

Ini bisa dijadikan produk pasar modal. "Dengan catatan tidak menjual tapi kita bisa meng-create di sana dan menghasilkan. Investasi ini bisa ditransaksikan di pasar dan memang besar," kata Faizal, pekan lalu.

Perusahaan asuransi ini juga mempunyai investasi macet di saham dan obligasi senilai Rp 1,2 triliun yang akan dipulihkan. Guna memperbaiki kinerja investasi, pihaknya akan lebih teliti untuk menganalisa investasi Bumiputera baik di instrumen saham, obligasi maupun instrumen lain.

Ramalan Harga Emas

Bank of Amerika (BoA) memproyeksikan harga emas bisa menyentuh harga US$ 3.000/troy ons atau 50 persen dari level tertingginya sepanjang sejarah untuk saat ini.

Ada yang lebih bullish lagi ketimbang BoA. Kepala ahli strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen memprediksi harga emas bakal menyentuh US$ 4.000/troy ons. Lebih ekstrem lagi adalah ramalan pendiri Myrmikan Capital yaitu Dan Olivier yang mengatakan harga emas bisa sentuh US$ 10.000/troy ons.

Berbeda dengan yang lainnya yang memiliki timeframe di kisaran 1-1,5 tahun ke depan, ramalan Dan Olivier tidak secara spesifik menyebutkan kapan harga emas bakal mencapai level tersebut.

Namun ternyata ada ramalan yang jauh lebih ekstrem daripada itu. Jim Rickards selaku penulis buku best seller serta Peter Schiff selaku CEO Euro Pasific Capital memandang reli emas masih jauh dari kata berakhir.

Analisis Rickards bahkan meramal harga emas bisa ke US$ 15.000 pada 2025. Sungguh angka yang sangat fantastis tentunya jika melihat harga hari ini yang masih belum mampu tembus ke angka US$ 2.000.

"Saya kira harga emas bakal sentuh US$ 15.000 per ons sebelum 2024" kata Rickards pada Kitco News seperti dikutip CNBC Indonesia.

Ramalan tersebut didasarkan pada rata-rata pada reli pasar sebelumnya : 1971 hingga 1980. Dalam periode sembilan tahun tersebut, harga emas naik 2200 persen. Kemudian, pada 1999-2011, dalam 12 tahun pasar mengalami kenaikan signifikan hingga 700 persen.

"Jika diambil rata-ratanya, bukan harga tertingginya, maka reli pasar selanjutnya bakal lebih lama dari 10 tahun dan akan naik hingga 1500 persen," katanya.

Beralih ke ramalan Schiff, metode yang digunakan oleh CEO Euro Pasific Capital ini adalah menggunakan rasio antara indeks saham Dow Jones dengan harga emas. Jika menggunakan rasio 1:1, maka harga emas seharusnya berada di US$ 26.000. Lebih fantastis lagi tentunya.

Namun terlepas dari itu semua harga emas global masih belum mampu menembus level US$ 2.000 sampai hari ini. Setidaknya sebelum memandang terlalu jauh, harga emas dunia harus melampaui level US$ 2.000 terlebih dahulu.

Vaksin Covid-19 Rusia

Rusia akan memproduksi vaksin secara massal mulai bulan depan. Bahkan, negeri Presiden Putin itu berkomitmen membuat jutaan dosis per bulan mulai tahun depan.

Ditulis AFP dari media pemerintah Rusia TASS, Moskow selangkah lebih maju dalam pengembangan vaksin corona (Covid-19). Vaksin lembaga Gamaleya misalnya, memasuki proses akhir dan segera mendapat izin resmi.

"Kami tengah memperhitungkan untuk mulai memproduksi massal pada September. Volume produksi akan beberapa ratus ribu per bulan, dengan peningkatan menjadi beberapa juta pada awal tahun depan," tegas Menteri Perindustrian Rusia Denis Manturov seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (3/8/2020).

Hal senada juga ditegaskan Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev. Bahkan izin vaksin akan selesai dalam 10 hari ke depan.

"Jika ini terjadi dalam 10 hari ke depan, kami akan berada di depan, tidak hanya Amerika Serikat (AS) tapi juga negara lain. Itu akan menjadi vaksin pertama yang terdaftar," katanya dalam sebuah siaran televisi.

Selain Gamaleya, Rusia juga mengembangkan dua vaksin lain di laboratorium Vektor di Siberia. Pengujian ke manusia akan dimulai dua bulan ke depan.

Harga Minyak

Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin (3/8/2020) waktu Amerika Serikat (AS) atau Selasa (4/8/2020) pagi WIB akibat terdorong data ekonomi dari AS, Eropa dan Asia yang positif.

Namun, penguatan tertahan oleh kekhawatiran investor terhadap peningkatan kasus corona di dunia. Selain itu, penguatan juga tertahan oleh kelebihan pasokan yang terjadi akibat pengurangan pemangkasan produksi minyak oleh OPEC dan sekutunya.

Dikutip dari Antara, Selasa (4/8), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik 63 sen atau 1,5 persen ke US$44,15 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat 74 sen atau 1,8 persen ke US$41,01 per barel.

Sebagai informasi aktivitas manufaktur AS meningkat ke level tertinggi dalam hampir satu setengah tahun pada Juli kemarin karena pesanan meningkat meskipun terjadi peningkatan kasus infeksi baru virus corona di negara tersebut.

Tak hanya di AS, peningkatan sama juga terjadi di zona Eropa. Survei menunjukkan aktivitas manufaktur di kawasan tersebut meningkat pada bulan lalu. Peningkatan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak awal 2019.

***