Agar Hasil Investasi di Reksadana Tidak Memalukan, Ini Tips Buat Kamu

Bareksa • 06 Sep 2019

an image
Ilustrasi investor pria terkejut gembira melihat hasil keuntungan reksadana saham obligasi

Berinvestasi reksadana harus sesuai tujuan dan profil risiko agar untung maksimal

Bareksa.com – Tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia baru saja memeroleh hasil mengecewakan setelah kalah 2-3 dari timnas Malaysia dalam gelaran Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Kekalahan timnas sepak bola Indonesia itu pun jadi memalukan akibat kerusuhan oleh oknum suporter Indonesia yang menyerang suporter Malaysia.

Lantas, kejadian dalam satu momen itu pun langsung viral di jagad media sosial, khususnya Twitter. Tanda pagar (tagar) #memalukan pun jadi top trending setelah warganet ramai-ramai kecewa dengan permainan sepak bola timnas Indonesia sekaligus kecewa dengan ulah oknum suporter tersebut.

Tapi, kekecewaan itu jangan sampai menular investasi kamu, terutama pada instrumen investasi reksadana. Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang terdiri dari berbagai aset di dalamnya, seperti saham, obligasi atau surat utang, dan deposito. Reksadana mengumpulkan uang dari banyak investor yang dikelola oleh manajer investasi supaya nilainya bisa berkembang.

Perlu diketahui juga, sebagai bentuk investasi, reksadana mengandung risiko sehingga nilainya bisa naik atau turun dalam jangka pendek. Namun, jangan khawatir, produk ini resmi dan semua yang terkait seperti manajer investasi, bank kustodian dan agen penjualnya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Agar hasil investasi kamu di reksadana tidak memalukan, maka kamu perlu simak beberapa tips berikut ini:

1. Tetapkan tujuan

Menetapkan tujuan berinvestasi selayaknya kamu sedang berkendara. Tanpa tujuan yang jelas, kamu tidak tahu kemana arah membawa kendaraanmu dan bisa jadi justru hanya berputar-putar di satu tempat saja.

Untuk berinvestasi, khususnya di instumen reksadana, kamu bisa menetapkan tujuan apapun. Misalnya ingin naik haji, melanjutkan pendidikan, membiayai pendidikan anak, membeli barang mewah atau sekadar jalan-jalan ke tempat wisata.

2. Tentukan jangka waktu

Setelah tujuan itu kamu tetapkan, maka tentukan jangka waktunya. Dalam berinvestasi reksadana, jangka waktu bisa kamu bedakan mulai dari jangka pendek, jangka menengah, atau pun jangka panjang.

Jangka pendek bisa dikatakan mulai dari 1 tahun sampai 3 tahun, sedangkan jangka menengah bisa mulai dari 3 tahun sampai 5 tahun. Sementara, jangka menengah bisa lebih dari 5 tahun.

Penetapan jangka waktu ini penting untuk kamu mengukur keuntungan sebelum menarik kembali dana kamu untuk tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

3. Kenali profil risiko

Seperti kita ketahui, investasi itu pasti memiliki risiko. Begitu pula jika berinvestasi pada instrumen reksadana. Dari reksadana yang ada, setiap jenisnya memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda.

Secara umum, setiap orang yang akan jadi investor reksadana punya 3 tipe risiko yakni konservatif atau pengindar risiko, moderat, dan agresif atau pengambil risiko. Dari tipe ini, kamu tipe investor yang seperti apa?

Mengenali tipe risiko jadi modal penting untuk memilih jenis reksadana.

4. Pilih jenis reksadana sesuai risiko

Instrumen reksadana secara umum ada empat jenis yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran. Empat jenis reksadana itu bisa kamu pilih sesuai dengan profil risiko kamu.

Biasanya, manajer investasi akan menyarankan tipe risiko konservatif pada reksadana pasar uang. Reksadana ini selain punya profil risiko rendah juga cocok untuk kamu yang memilih berinvestasi jangka pendek.

Lalu reksadana pendapatan tetap cocok bagi kamu dengan profil risiko moderat dengan jangka waktu menengah. Sementara, bagi kamu profil risiko agresif, reksadana saham dan reksadana campuran bisa jadi pilihan untuk berinvestasi jangka panjang .

5. Memilah produk dan manajer investasi

Mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), produk reksadana yang ada di Indonesia mencapai 2.158 per Agustus 2019. Produk-produk itu merupakan hasil racikan dari 97 manajer investasi.

Daripada kamu bingung memilih jumlah produk yang cukup banyak itu, Bareksa telah menyeleksi sekitar 195 produk reksadana yang bisa kamu pilih dari 39 manajer investasi. Dari pilihan ini, kamu bisa menyeleksi kembali baik produk maupun manajer investasinya berdasarkan data yang ada.

Dari sini, kamu juga bisa mendiversifikasikan investasi kamu untuk meminimalisir risiko mulai dari tidak hanya satu produk dan tidak hanya satu manajer investasi.

6. Disiplin

Hal paling penting dalam berinvestasi reksadana adalah disiplin. Bila kamu telah menentukan tujuan, maka harus rutin untuk menyisihkan uang sesuai dengan perencanaan di awal.

Disiplin dalam jangka panjang memang terlihat sulit tetapi kalau sudah dibiasakan hal ini menjadi ringan dan tidak memberatkan. Demi mencapai apapun tujuan keuangan kamu, disiplin harus diterapkan.

Menyisihkan uang gaji di awal bulan untuk membeli reksadana menjadi salah satu strategi agar kita bisa disiplin. Sehingga, kita bisa berbelanja atau menggunakan sisa uang setelah investasi untuk kebutuhan bulanan dan tujuan kita tetap bisa tercapai.

Cukup mudah, bukan? Jadi, tunggu apalagi, coba terapkan tips di atas agar hasil investasi kamu di reksadana tidak memalukan!

(hm)

* * *

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.