Top 5 Reksadana Saham Bareksa, Untung Dobel Digit di Kuartal 1

Bareksa • 02 Apr 2019

an image
Ilustrasi investor karyawan pebisnis wanita cantik menarik sedang tertawa senang bahagia sambil memegang handphone smartphone menelepon di depan laptop.

Kelima produk bisa mengalahkan IHSG yang naik hanya 4,43 persen secara year to date

Bareksa.com - Tidak terasa waktu cepat berlalu, pasar saham Indonesia telah melewati kuartal pertama tahun 2019 dengan cukup positif. Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Maret, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencatatkan kenaikan 4,43 persen.

Cemerlangnya kinerja bursa saham domestik sepanjang tiga bulan pertama tahun ini turut mendorong kinerja reksadana saham, meskipun secara umum masih di bawah kinerja IHSG. Produk-produk reksadana saham yang dijual di Bareksa pun ada yang mampu mengalahkan IHSG dan memberikan keuntungan besar bagi investornya.

Berdasarkan data reksadana saham yang dijual di Bareksa, terdapat lima reksadana saham dengan imbal hasil (return) tertinggi secara YtD (periode 28 Desember 2018 – 29 Maret 2019). Kelima produk ini berhasil memberikan cuan dua digit, luar biasa!

Grafik Perbandingan Return IHSG, Indeks Reksadana Saham dan Indeks Reksadana Saham Syariah

Sumber: Bareksa

Tidak hanya jauh mengungguli IHSG yang tumbuh 4,43 persen, produk-produk tersebut juga mengalahkan tolok ukur (benchmark) lain yakni indeks reksadana saham Bareksa dan indeks reksadana saham syariah Bareksa yang masing-masing memiliki return 2,90 persen YtD dan 0,81 persen YtD.

Berikut ulasan 5 produk reksadana saham yang menjadi juara pada kuartal pertama 2019 dari sisi return :

1. Avrist Equity – Cross Sectoral

Reksadana saham yang menjadi juara pada kuartal pertama 2019 ditempati oleh Avrist Equity – Cross Sectoral dengan return mencapai 19,97 persen YtD. Produk yang dikelola oleh PT Avrist Asset Management ini, hingga Februari 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp2,05 miliar.

Grafik Pergerakan NAB/Unit Avrist Equity - Cross Sectoral YTD

Sumber: Bareksa

Avrist Equity – Cross Sectoral dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp500.000. Produk yang diluncurkan sejak 15 Mei 2013 ini bekerja sama dengan bank kustodian Standard Chartered Bank.

2. BNP Paribas Cakra Syariah USD

Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik kedua pada kuartal pertama 2019 ditempati oleh BNP Paribas Cakra Syariah USD dengan return mencapai 12,67 persen YtD. Produk yang dikelola PT BNP Paribas Investment Partners ini, hingga Februari 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) US$74,83 juta.

Grafik Pergerakan NAB/Unit BNP Paribas Cakra Syariah USD YTD

Sumber: Bareksa

BNP Paribas Cakra Syariah USD dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal US$10.000. Produk yang diluncurkan sejak 16 Februari 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian Citibank N.A.

3. Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS

Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik nomor tiga pada kuartal pertama 2019 ditempati oleh Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dengan return mencapai 11,20 persen YtD. Produk yang dikelola PT Manulife Asset Management ini, hingga Februari 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) US$372,71 juta.

Grafik Pergerakan NAB/Unit Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS YTD

Sumber: Bareksa

Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal US$10.000. Produk yang diluncurkan sejak 15 Februari 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian Citibank N.A.

4. Schroder Global Sharia Equity Fund

Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik nomor empat pada kuartal pertama 2019 ditempati oleh Schroder Global Sharia Equity Fund dengan return 10,99 persen YtD. Produk yang dikelola PT Schroder Investment Management Indonesia ini, hingga Februari 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) US$112,74 juta.

Grafik Pergerakan NAB/Unit Schroder Global Sharia Equity Fund YTD

Sumber: Bareksa

Schroder Global Sharia Equity Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal US$10.000. Produk yang diluncurkan sejak 22 Februari 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian Citibank N.A.

5. Simas Saham Unggulan

Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik nomor lima pada kuartal pertama 2019 ditempati oleh Simas Saham Unggulan dengan return 7,94 persen YtD. Produk yang dikelola PT Sinarmas Asset Management ini, hingga Februari 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp1,98 triliun.

Grafik Pergerakan NAB/Unit Simas Saham Unggulan YTD

Sumber: Bareksa

Simas Saham Unggulan dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp200.000. Produk yang diluncurkan sejak 18 Desember 2012 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Perlu diingat, reksadana saham memiliki risiko yang tinggi dengan potensi keuntungan yang tinggi juga dan cocok untuk investasi jangka panjang. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (KA01/hm)

 

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.