Berita Hari Ini : Target Penjualan SR-011 Rp10 Triliun, Capex AP II Rp14 Triliun

Bareksa • 04 Mar 2019

an image
Sebuah pesawat lepas landas berlatar deretan lampu penerangan jalan umum berpanel surya di Bandara Baru Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (11/2). Penggunaan 142 lampu penerangan led dengan panel surya berkapasitas 60 watt per unit sebagai komitmen PT Angkasa Pura I (persero) membangun bandara ramah lingkungan. (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

PTBA butuh dana US$1,2 miliar, Capri Nusa akan IPO, pendapatan SMBR naik 6 persen, target laba TINS Rp1,2 triliun

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 4 Maret 2019 :

PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Bakal bangun pabrik hilirisasi batu bara sekaligus dengan kawasan zona ekonomi, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memperkirakan butuh pendanaan lebih dari US$1,2 miliar.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan saat ini pihaknya masih menghitung dan mencari komposisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. Pencanangan pabrik hilirisasi batubara tersebut merupakan kelanjutan dari head of agreement. 

Hilirisasi batu bara yang telah ditandatangani oleh PTBA, Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemical pada 8 Desember 2017 lalu di Jakarta.

PT Capri Nusa Satu Properti

PT Capri Nusa Satu Properti optimistis dapat melenggang di pasar saham pada kuartal pertama tahun 2019. Perseroan masuk pasar modal lewat penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

Direktur Utama Capri Nusa Satu Properti, Jansen Surbakti optimistis dapat IPO pada kuartal I 2019 karena perencanaan perusahaan sudah cukup matang. Jansen menambahkan pihaknya akan memanfaatkan dana IPO untuk menambah pembiayaan proyek resort and spa di Nusa Penida dan proyek office and convention hall di Jakarta Timur.

Komposisi pemanfaatan dana IPO mencakup 50 persen untuk proyek resor, sebesar 40 persen untuk proyek perkantoran, dan 10 persen untuk modal kerja.

"Pasar modal tempat bagus untuk sumber pembiayaan asal developer punya proyek yang baik dan prospektif," paparnya dalam keterangan pers, Ahad (3/3).

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)

Semen Baturaja (SMBR) mencatatkan pendapatan Rp150,2 miliar atau tumbuh 6 persen pada Januari 2019 dibandingkan dengan tahun lalu Rp141,8 miliar, meskipun volume penjualan semen terkoreksi 1 persen dari tahun sebelumnya.

Direktur Utama SMBR, Jobi Triananda Hasjim, mengatakan terkoreksinya volume penjualan semen tersebut disebabkan karena melambatnya permintaan semen di awal tahun 2019.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pada Januari 2019, permintaan semen nasional turun 1,3 persen dibandingkan dengan 2018. Hal yang sama terjadi dengan permintaan semen di Sumatra yang juga turun 2,7 persen dari tahun sebelumnya.

“Hal ini dipengaruhi oleh kondisi curah hujan yang cukup tinggi dan banyaknya proyek pembangunan infrastruktur yang belum mulai pada awal tahun,” Direktur Utama SMBR, Jobi Triananda Hasjim dalam keterangan resmi Ahad (3/3/2019).

PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk merancang sejumlah strategi untuk mengamankan target laba sekitar Rp1,2 triliun atau Rp100 miliar per bulan pada 2019.

Direktur Keuangan Timah Emil Ermindra mengungkapkan dalam rencana anggaran kerja dan anggaran perseroan (RKAP) 2019, sasaran pencapaian laba disepakati kurang lebih Rp1,2 triliun atau Rp100 miliar per bulan.

Perseroan menurutnya memiliki strategi operasional untuk mencapai target laba. Pertama, meningkatkan tingkat keyakinan terhadap besar cadangan timah yang ada di izin usaha pertambangan (IUP) perseroan dan memfokuskan aktivitas penambangan di lokasi yang cadangannya relatif mudah.

Kedua, percepatan produksi bijih timah menjadi logam melalui peningkatan kapasitas, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi di seluruh mata rantai yang ada.

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan menargetkan pemasaran instrumen surat berharga negara untuk investor ritel atau SBN ritel seri sukuk negara SR-011 dapat mencapai Rp10 triliun pada bulan ini.

DJPPR mulai memasarkan instrumen SR-011 hari ini, Jumat (1/3/2019) hingga Kamis (21/3/2019) mendatang. Instrumen ini diterbitkan dengan kupon 8,05 persen dan tenor 3 tahun.

Bunga akan dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulan. Instrumen ini merupakan instrumen yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, perdagangan di pasar sekunder baru dapat dilakukan setelah 2 kali periode pembayaran kupon, atau mulai 11 Juni 2019.

PT Kimia Farma (KAEF)

Emiten produk farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tahun ini menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditures (capex) Rp4 triliun. Belanja modal itu bersumber dari kas internal dan pinjaman bank.

Direktur Keuangan Kimia Farma, IG Ngurah Suharta Wijaya menyatakan sekitar Rp 2,5 triliun dari belanja modal akan dialokasikan untuk ekspansi anorganik, salah satunya adalah mengakuisisi perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk farmasi PT Phapros Tbk (PEHA).

"Alokasi belanja modal Rp4 triliun untuk 2019, Rp 2,5 triliun untuk ekspansi anorganik," kata Suharta, kepada awak media, seusai Rapat Koordinasi BUMN di Jakarta, belum lama ini.

Emiten dengan kode saham KAEF tersebut memang dalam proses mengambilalih saham PEHA yang saat ini pemegang saham mayoritasnya 56,77 persen adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).

PT Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II (Persero) mengalokasikan dana investasi hingga Rp14 triliun pada tahun ini untuk menyelesaikan 338 program maupun proyek bekerja sama dengan para vendor.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk investasi hard infrastructure seperti pembangunan dan pengembangan bandara-bandara termasuk fasilitas sisi darat, dan sisi udara.

Selain itu, investasi hingga Rp500 miliar untuk soft infrastructure yakni pengembangan infrastruktur digital guna menunjang operasional bandara.

"Kami banyak melakukan proyek tahun ini, sebanyak 338 program. Ini pekerjaan yang cukup besar sehingga kolaborasi yang baik dengan vendor harus terjaga," kata Awaluddin, Sabtu (2/3/2019).

(AM)