
Bareksa.com - Bank Indonesia akan kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk bulan Februari yang digelar pada 20 - 21 Februari ini. Konsensus pasar memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen.
Jika keputusan BI sesuai dengan ekspektasi, maka suku bunga acuan sudah berada di angka 6 persen selama 4 bulan. Ini akan menjadi rekor terlama suku bunga dipertahankan sejak periode September 2017 hingga April 2018.
Bulan ini, memang belum ada kebutuhan yang mendesak untuk menaikkan (apalagi menurunkan) suku bunga acuan. Adapun beberapa faktor yang membuat suku bunga cenderung tidak berubah menurut analisis Bareksa, antara lain :
1. Nilai tukar rupiah bergerak cenderung menguat dalam 1 bulan terakhir
2. Inflasi stabil dan berhasil dijaga di bawah 3 persen di tahun 2018
3. Pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) Indonesia di atas 5 persen di 2018
4. The Fed masih dovish, sehingga belum memberikan sinyal lanjutan kenaikan suku bunga AS
Historikal Kenaikan Suku Bunga AS
Sumber : Tradingeconomics.com
Pada Januari 2019, BI mempertahankan 7-Days Repo Rate (7-DRR) di 6 persen. Setelah itu, rupiah terus menguat hingga pertengahan Februari setelah indikator ekonomi di negara maju menunjukkan pertumbuhan lebih lambat dari yang diperkirakan.
Dari rilis data domestik, inflasi Indonesia pada Desember menurun menjadi 2,93 persen (YoY), sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2018 stabil di 5,18 persen. Secara umum, pada tahun 2018, ekonomi Indonesia tumbuh pada level 5,17 persen, tertinggi dalam 4 terakhir tahun.
Karena inflasi masih dalam kisaran sasaran BI, ekonomi yang stabil, dan rupiah cenderung menguat Februari, prospek RDG BI bulan ini diperkirakan akan mempertahankan 7-DRRR di level 6 persen.
(KA02/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.