
Bareksa.com - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pada Senin (21/1/2019) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2019 dan 2020 akibat pelemahan yang terjadi di Eropa dan beberapa negara berkembang.
Selain itu, IMF juga mengatakan kegagalan penyelesaian perang dagang akan semakin mengguncang perekonomian yang tengah melambat itu.
Lembaga yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat (AS), itu memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh 3,5 persen di 2019 dan 3,6 persen di 2020, turun sebanyak masing-masing 0,4 dan 0,3 persen dari perkiraan yang disampaikan di Oktober lalu, tulis IMF dalam update World Economic Outlook yang dirilis di malam jelang pertemuan tahunan para pemimpin dan pebisnis dunia World Economic Forum di Davos, Swiss.
Dalam revisi ke bawah keduanya dalam tiga bulan terakhir, IMF juga menggarisbawahi pelemahan ekonomi China 6,4 persen melemah lebih dalam dari perkiraan IMF 6,6 persen dan kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan atau no deal sebagai risiko dari poyeksinya yang dapat memperparah guncangan di pasar keuangan.
Grafik : Proyeksi IMF Sebelumnya
Sumber : IMF
Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju di tahun ini diperkirakan 2 persen, turun 0,1 poin persentase dibandingkan proyeksi Oktober, dan 1,7 persen di 2020. Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang juga direvisi ke bawah 0,2 persentase poin menjadi 4,5 persen tahun ini dan tetap di 4,9 persen tahun depan.
Ancaman perekonomian yang dihadapi antara lain mencakup perang tarif perdagangan, kebijakan pengetatan likuiditas, belum adanya kesepakatan Brexit, dan langkah antisipasi perlambatan ekonomi China.
Di antara negara-negara ekonomi utama, revisi ekonomi terdalam adalah Jerman, di mana IMF memprediksi akan tumbuh 1,3 persen tahun ini, turun 0,6 poin dari prediksi Oktober tahun lalu. Lemahnya permintaan konsumen dan produksi pabrik jadi faktornya.
Sementara itu, untuk keseluruhan zona Eropa pertumbuhan ekonomi diprediksi tumbuh 1,6 persen tahun ini, 0,3 poin di bawah prediksi sebelumnya.
Untuk kawasan negara berkembang, IMF memprediksi akan tumbuh 4,5 persen atau turun 0,2 poin dari prediksi sebelumnya. Faktor utama adalah resesi yang lebih dalam dari yang diperkirakan di Turki, yang telah berjuang untuk mengatasi kejatuhan mata uangnya tahun lalu. Ada juga downgrade besar untuk prospek di negara Meksiko.
(AM)