Saham ADRO Melonjak Seiring Rencana Pembagian Dividen, Begini Prospeknya

Bareksa • 07 Jan 2019

an image
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (kedua kanan) berbincang dengan Presiden Direktur PT Adaro Power Mohammad Effendi (kiri), Direktur PT Adaro Energy Tbk Mohammad Syah Indra Aman (kedua kiri) dan Wakil Presdir PT Adaro Power Dharma Djojonegoro di sela buka puasa bersama media di Jakarta. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

Pada perdagangan Jumat, 4 Januari 2019, saham ADRO ditutup meroket 13 persen berakhir di level Rp1.390 per saham

Bareksa.com - Harga Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) pada perdagangan Jumat, 4 Januari 2019 ditutup meroket 13 persen berakhir di level Rp1.390 per saham.

Saham ADRO bergerak sangat atraktif pada perdagangan akhir pekan kemarin dengan menempati peringkat kedua saham dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi di bursa yang mencapai Rp344,6 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham ADRO pada perdagangan Jumat antara lain CGS-CIMB Sekuritas (YU) senilai Rp34,43 miliar, kemudian Citigroup Sekuritas (CG) Rp34,11 miliar, dan Trimegah Sekuritas (LG) Rp31,64 miliar.

Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan ADRO masing-masing 9,99 persen, 9,9 persen, dan 9,18 persen.

ADRO Bagikan Dividen Rp1,087 Triliun

Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membagikan dividen interim senilai US$75.167.010,79 atau setara dengan Rp1,087 triliun dari perolehan laba bersih per September 2018.

Dalam keterbukaan informasi, Rabu (2/1/2019), Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putrantor menyampaikan akan membagikan dividen interim senilai US$75.167.010,79 (US$75,17 juta). Kurs yang digunakan pada tanggal 2 Januari 2019 adalah Rp14.465 per dolar AS.

Dividen interim dibagikan untuk 31.985.962.000 (31,98 miliar) lembar saham. Jumlah tersebut setara dengan US$0,00235 per lembar atau Rp33,99 per saham.

Sebelumnya, pada 19 Desember 2019 manajemen ADRO menyebutkan recording date dividen interim dan pengumuman kurs konversi pada 2 Januari 2019. Pembagian dividen interim dilakukan pada 15 Januari 2019.

Sementara itu, hingga kuartal III 2018, laba bersih ADRO mencapai US$312,71 juta. Capaian tersebut menurun 16,04 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$372,45 juta.

Hal tersebut disebabkan kenaikan beban pokok pendapatan naik menjadi US$1,78 miliar dari sebelumnya US$1,58 miliar. Laba bruto pun terkoreksi menjadi US$859,43 juta per September 2018, dari posisi sebelumnya sebesar US$878,55 juta.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyampaikan, kenaikan beban pokok disebabkan peningkatan biaya penambangan seiring dengan penambahan volume pengupasan lapisan penutup. Selain itu, harga bahan bakar minyak memanas, dan pembayaran royalti ke pemerintah meningkat karena kenaikan harga jual rata-rata.

Per September 2018 ADRO mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sejumlah US$2,66 miliar. Angka tersebut meningkat 9,35 persen yoy dari sebelumnya US$2,44 miliar.

Bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara berkontribusi 92,54 persen dari total pendapatan atau sejumlah US$2,47 miliar. Pasar ekspor berkontribusi US$2,04 miliar, sedangkan pasar domestik US$633,73 juta.

Analisis Teknikal Saham ADRO

Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham ADRO pada perdagangan Jumat membentuk white marubozu dengan body yang sangat besar

Kondisi tersebut menggambarkan bahwa saham ini bergerak sangat positif dalam rentang yang sangat lebar hingga mampu ditutup pada level tertingginya, dan tidak sedikitpun bergerak di bawah level pembukaannya.

Volume terlihat mengalami lonjakan sangat signifikan dibandingkan dengan sehari sebelumnya menandakan adanya aksi akumulasi pembelian serta antusiasme yang besar dari para pelaku pasar.

Kemudian investor asing juga terpantau banyak memburu saham ADRO dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp29,99 miliar.

Apabila diperhatikan, posisi saham ADRO yang telah menyentuh level terendah dalam setahun terakhir kemudian berhasil mengalami lonjakan, menandakan adanya potensi uptrend yang kuat dalam jangka pendek dengan risiko yang relatif terbatas.

Indikator stochastic juga terlihat bergerak naik tajam meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level Rp1.585.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.