Berita / / Artikel

Bank Indonesia Yakin Rupiah Masih Bisa Menguat Lagi

• 01 Dec 2018

an image
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Mirza Adityaswara (kiri) dan Erwin Rijanto (kanan) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (27/9). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Nilai tukar rupiah di Rp14.300 per dolar AS dianggap undervalued

Bareksa.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tren penguatan. Bank sentral memandang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini masih di bawah harga wajarnya.

Sepanjang November, rupiah sudah menguat sekitar 5 persen terhadap greenback. Setelah melemah sepanjang April-September 2018, nilai tukar rupiah yang sempat berada di level Rp 15.200, kini berada di Rp 14.300 per dolar AS.

Pada hari ini, Jumat (30 November 2018) pukul 15:00 WIB, US$1 setara dengan Rp14.322. Rupiah menguat 0,4 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Menanggapi hal ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo tak ragu menyebut bahwa kondisi nilai tukar rupiah saat ini masih terlampau murah atau undervalued. Potensi penguatan rupiah, pun sejatinya masih terbuka.

Namun, bank sentral menggarisbawahi bahwa pergerakan nilai tukar akan tetap dipengaruhi oleh mekanisme pasar, dan faktor-faktor perkembangan ekonomi global.

"Nilai tukar akan selalu bagaimana kondisi mekanisme pasar, serta faktor teknikal berita yang umumnya berkaitan dengan global," kata Perry di kompleks bank sentral, hari ini.

Secara garis besar, penguatan rupiah tak lepas dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia, dipicu dari tingkat kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

"Aliran modal yang masuk itu menambah supply dan memperkuat nilai tukar rupiah," jelasnya.

Berdasarkan data bank sentral, aliran modal asing yang masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) secara year to date mencapai Rp 62,4 triliun, sementara yang masuk melalui portofolio saham sebesar Rp 12,2 triliun. (KA02/hm)

Tags: