Empat Emiten Ini akan Bagikan Dividen, Mana yang Paling Menarik?

Bareksa • 16 Nov 2018

an image
Pabrik Produk Skin Care dari Unilever di Cikarang Bekasi

Empat emiten siap menebar dividen dengan total nilai Rp3,5 triliun

Bareksa.com - Empat emiten siap menebar dividen dengan total nilai Rp3,5 triliun, yang akan dibagikan paling lambat pada pekan depan.

Empat emiten tersebut adalah PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO), PT Surya Pertiwi Tbk. (SPTO) dan PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) masing-masing akan membagikan dividen dengan nilai per saham Rp410, Rp10, Rp20 dan Rp35 per saham.

Emiten yang memberikan dividen paling banyak ada UNVR, dengan total Rp3,12 triliun, yang siap didistribusikan kepada 7,63 miliar saham. Lalu disusul oleh MAYA yang membagikan dividen senilai Rp223,19 miliar.

Selain itu, TOTO dan SPTO juga membagikan dividen dengan nilai masing-masing Rp103,2 miliar dan Rp54 miliar.

Pada tanggal pelaksanaan cum dividen di pasar regular dan negosiasi yakni Kamis (15/11/2018), saham UNVR berhasil naik 2,75 persen atau setara Rp1.100 per saham, menjadi Rp41.100 per saham. Lantas, apakah dividen yang besaar seperti dari UNVR yang paling menarik?

Perbandingan Dividen Yield (%)

Sumber : Bareksa.com

Dari sudut pandang investor, rasio dividend yield menjadi perhatian khusus untuk mengambil keputusan. Bukan hanya berdasarkan besaran nominal dividen perusahaan yang diberikan kepada investor.

Perlu diketahui, dividend yield merupakan rasio perbandingan besarnya dividen yang didapat terhadap harga saham saat cum date (tanggal pencatatan nama pemegang saham yang berhak).

Semakin tinggi dividen yield, semakin bagus mengingat semakin tinggi semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang didapat oleh investor relatif terhadap modal untuk membeli sahamnya.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut