Saham SMGR Terus Melonjak Pasca Pengumuman Akuisisi SMCB, Ini Prospeknya

Bareksa • 15 Nov 2018

an image
Penjualan Semen Indonesia (Antara Foto)

Pada pukul 11.23 WIB, saham SMGR di level Rp10.300 atau meroket 3 persen

Bareksa.com - Pada perdagangan Kamis, 15 November 2018, saham PT Semen Indonesia (Persero)Tbk (SMGR) melonjak setelah kemarin ditutup menghijau. Pada pukul 11.23 WIB, saham SMGR di level Rp10.300 atau meroket 3 persen. Kemarin saham perusahaan semen pelat merah ini juga ditutup melonjak 9,28 persen dengan berakhir di level Rp10.000 per saham.


Sumber : Bareksa

Saham SMGR bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 5.277 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp129,7 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham SMGR pada perdagangan kemarin antara lain Deutsche Sekuritas (DB) dengan nilai pembelian Rp32,52 miliar, kemudian UBS Sekuritas (AK) Rp27,94 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp12,66 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham SMGR secara keseluruhan yaitu 25,07 persen, 21,54 persen, dan 9,76 persen.

SMGR Kuasai 55 Persen Market Share

Keputusan Semen Indonesia mengakuisisi perusahaan semen swasta yakni PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) akan menciptakan duopoli pemain besar semen di tanah air.

Pasalnya pangsa pasar (market share) SMGR akan menjadi 55 persen dan peningkatan volume produksi yang signifikan menjadi 50,9 juta ton atau setara dengan 47 persen dari total kapasitas nasional.

Pasar semen di Indonesia akan berfokus pada dua pemain besar saja, yakni SMGR dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang keduanya menguasai 80 persen penjualan di dalam negeri. Bagi konsumen, hal ini akan berdampak positif pada perang harga yang berkepanjangan.

Selain bisa memperbaiki harga pasar saat ini, akuisisi tersebut juga akan berdampak baik pada kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Lantaran penjualan akan meningkat karena mengkonsolidasikan penjualan Holcim ke usahanya.

Kabar baiknya, Holcim memiliki kapasitas produksi sampai dengan 15 juta ton per tahun yang berlokasi di Jawa dan Sumatera. Holcim memiliki 4 pabrik semen, 33 pabrik siap pakai dan 2 tambang agregat.

Meski demikian, tahun depan dinilai akan menjadi waktu yang berat bagi SMGR mengingat akan terjadinya peningkatan beban bunga yang berasal dari pinjaman sindikasi untuk membiayai akusisi tersebut.Biaya bunga diperkirakan meningkat hingga Rp700 miliar tahun depan.

Sekadar informasi, untuk membiayai akuisisi SMCB, SMGR akan meminjam dana senilai US$1,28 miliar (Rp18,97 triliun) dari konsorsium Bank BNP Paribas, Deutsche Bank AG Singapore Branch, Maybank Kim Eng Securities Ltd, MUFG Bank, dan Standard Chartered Bank.

Analisis Teknikal SMGR


Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham SMGR pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang besar serta terdapat short upper shadow.

Kondisi tersebut menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar, meskipun ditutup enam tick di bawah level tertingginya.

Volume terlihat mengalami kenaikan dan cukup signifikan dalam dua hari terakhir menandakan adanya aksi beli dan partisipasi yang meningkat dari para pelaku pasar.

Kemudian investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp41,54 miliar.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) saham SMGR terpantau mulai bergerak naik, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat.

 

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.