Berita Hari Ini : Investor Makin Percaya Rupiah, PGAS - Pertagas Resmi Merger

Bareksa • 08 Nov 2018

an image
Petugas menghitung uang pecahan Rupiah dan dolar AS di Valuta Inti Prima (VIP), Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Pengelola Meikarta rilis MTN, harga minyak menurun, kredit sindikasi 4 bank Rp147,5 triliun, FREN perluas jasa operator

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 8 November 2018 :

Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan kemarin, ditutup menguat 214 poin atau 1,47 persen ke posisi Rp14.590 per dolar AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan tingkat confidence terhadap rupiah semakin menguat.

"Masih dipengaruhi oleh melemahnya dolar terhadap seluruh mata uang dunia, di tengah menguatnya ekspektasi kemenangan Partai Demokrat dalam pemilu sela untuk menguasai kongres AS," ujarnya,

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

PGAS  akhirnya resmi mengakuisisi dan menyatu dengan Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang sama-sama bergerak di bisnis sektor hilir migas.

"Siang ini ditandatangani untuk integrasinya di kantor pusat Pertamina," ujar Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara Fajar Harry Sampurno

Penandatanganan integrasi ini disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, jajaran direksi PGN, dan jajaran direksi Pertamina. Terkait valuasi, menurut Fajar, akan diumumkan kemudian oleh PGN secara transparan untuk publik sesuai dengan ketentuan bursa efek

Grup Lippo

Pengelola Kota Meikarta milik Grup Lippo yaitu PT Mahkota Sentosa Utama menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) perdananya.

Namun, nilai penerbitan MTN pertamanya itu sangat kecil yaitu Rp4,8 miliar, jika dibandingkan dengan aset perseroan yang mencapai Rp7,68 triliun. Keterbukaan informasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pekan ini (5/11/18) menunjukkan efek utang bernama MTN Mahkota Sentosa Utama I 2018 seri A itu memberikan kupon bunga 11,3 persen per tahun dengan waktu jatuh tempo 26 Agustus 2023.

Bertindak sebagai kustodian MTN Mahkota Sentosa Utama adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bowsprit Asset Management sebagai manajer investasi penerbitan efek itu.

Harga Minyak Global

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) terus turun ke level terendahnya sejak Maret, setelah laporan pemerintah AS menunjukkan peningkatan mingguan ketujuh berturut-turut dalam stok minyak mentah domestik dan lonjakan dalam produksi.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember mengakhiri sesi perdagangan kemarin, dengan melemah 0,9 persen atau 54 sen di level US$61,67 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai 57 persen di atas rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Januari turun tipis 6 sen dan berakhir di level US$72,07 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London pada Selasa. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium US$10,25 terhadap WTI untuk bulan yang sama

Kredit Sindikasi

Kredit sindikasi empat bank besar sampai kuartal III 2018 mencapai Rp147,5 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan 17,45 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama tahun 2017 sebesar Rp125,5 triliun.

Empat bank besar ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Data kredit sindikasi ini berdasarkan laporan keuangan konsolidasi bank besar sampai kuartal III 2018 yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika dilihat, dari empat bank besar ini Bank Mandiri merupakan bank dengan kredit sindikasi Rp52,3 trilin, diikuti BNI Rp49,9 triliun, BCA Rp28,7 triliun dan Bank CIMB Niaga Rp16,4 triilun.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)

Emiten penyedia layanan telekomunikasi FREN. menyebut kinerja positif perseroan pada tahun ini diperoleh dari perluasan pasar, dengan banyaknya perangkat yang mendukung kerja frekuensi perseroan.

Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyampaikan bahwa mulai tahun ini, perseroan dapat fokus memasarkan jasa operator karena mulai banyak perangkat atau ponsel lain yang menggunakan frekuensi yang sama dengan yang digunakan oleh FREN.

"Tadinya kami bergantung kepada penjualan ponsel karena saat awal-awal 4G ada, tidak banyak merek lain yang bisa digunakan oleh jaringan Smartfren. Di pasar mulai banyak pilihan sehingga ini kesempatan bagi kami untuk masuk," jelas Merza

(AM)