
Bareksa.com - Badan Pusat Statistik telah merilis data perkembangan inflasi pada bulan Maret 2018 yang menunjukkan peningkatan harga baik secara tahun ke tahun maupun secara bulan ke bulan. Bahan makanan menjadi kontributor utama inflasi pada bulan Maret ini.
BPS mencatat pada Maret 2018 telah terjadi kenaikan harga barang-barang atau inflasi sebesar 0,20 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) yang sebesar 132,58. Tingkat inflasi Maret 2018 ini lebih besar jika dibandingkan inflasi 0,17 persen sepanjang bulan Februari.
Jika dilihat secara tahunan dan tahun ke tahun (year-on-year/YoY), inflasi pada Maret 2018 ini mencapai 3,40 persen. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan Februari 2018 yang sebesar 3,18 persen YoY.
Kenaikan inflasi bulan Maret ini disebabkan oleh kenaikan harga yang terjadi di seluruh indeks kelompok pengeluaran. Data menunjukkan harga kelompok bahan makanan naik sebesar 0,14 persen , makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,26 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,06 persen, sandang sebesar 0,36 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen.
Kelompok yang memiliki kontribusi yang besar terhadap inflasi Maret adalah dari kelompok bahan makanan. Kelompok ini berkontribusi sebesar 0,05 persen, dengan komoditas seperti cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan putih, daging sapi, ikan, dan sayuran menjadi komoditas yang dominan pada inflasi Maret.
Selain itu kelompok transportasi, komunikasi,dan jasa keuangan berkontribusi sebesar 0,05 persen dengan komoditas yang penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah bensin menyusul kenaikan harga pertalite dan pertamax plus pada Februari dan Maret lalu. Selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau berkontribusi sebesar 0,04 persen dengan rokok kretek filter, minuman non-alkohol dan beralkohol, serta tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar untuk kelompok ini.
Sebagai informasi, inflasi Maret 2018 ini secara komponen dikontribusikan dari komponen inti yang sebesar 0,10 persen, dengan harga yang diatur pemerintah, makanan bergejolak, dan energi menjadi pendorong terbesar kenaikan inflasi Maret.
Satu sisi, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga menjadi penyumbang inflasi dari komponen inti.
Secara umum, kenaikan inflasi Maret ini hampir menyentuh target inflasi pemerintah dan Bank Indonesia yang sebesar 3,50 persen. Diperkirakan tingkat inflasi akan cenderung tinggi mengingat akan ada momen puasa dan lebaran yang akan menjadi kontributor kenaikan inflasi tersebut. (hm)