Sri Mulyani Minta Ekonomi Daerah Tak Bergantung pada Komoditas

Bareksa • 07 Mar 2018

an image
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan kepada media tentang Realisasi APBN Per Januari 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selesa (20/2). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Saat ini banyak daerah di Indonesia sangat bergantung dengan komoditas

Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta pemerintah daerah, terutama di Papua, Ambon, dan Maluku tidak hanya bergantung pada komoditas semata. Sebab perlu ada diversifikasi lantaran harga komoditas bisa mengalami naik dan turun, sehingga memengaruhi pergerakan ekonomi di daerah tersebut.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan banyak daerah di Indonesia sangat bergantung dengan komoditas. Padahal, ketika harga komoditas dunia mengalami pelemahan maka memberi dampak terhadap sejumlah komoditas yang ada di beberapa daerah di Tanah Air.

"Termasuk dalam hal ini di Papua, Ambon, dan Maluku. Saran saya jangan tergantung hanya dengan komoditas. Begitu komoditas turun maka penerimaan juga akan turun," ungkap Ani, sapaan akrabnya, Rabu, 7 Maret 2018.

Dalam hal ini, Ani menambahkan, pemerintah pusat terus menggencarkan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah di Indonesia. Pembangunan infrastruktur yang mampu menjawab berbagai macam persoalan diharapkan memberi efek positif terhadap pemerataan pembangunan ekonomi.

Nantinya pembangunan infrastruktur ini bisa membantu daerah mengembangkan kinerja ekonomi lainnya selain komoditas. "Infrastruktur itu bisa langsung dan tidak langsung. Misalnya membuka jalan di Papua itu sifatnya langsung," kata Ani.

Peran Generasi Muda

Lebih lanjut, Ani berharap kepada generasi muda khususnya para mahasiswa untuk bersama-sama membangun perekonomian sesuai kapasitas masing-masing. Bahkan, ia mengajak para mahasiswa, untuk terjun ke desa membangun desa dengan adanya dana desa yang telah disalurkan pemerintah.

"Mengharapkan para mahasiswa untuk menjadi pemegang estafet kepemimpinan negeri ini untuk membangun Indonesia," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Menurut Sri Mulyani, para mahasiswa merupakan generasi millenial luar biasa yang memiliki potensi besar untuk bersama-sama membangun perekonomian. Bahkan, di era keterbukaan informasi sekarang ini akan memberi kemudahan bagi generasi tersebut untuk berkontribusi lebih maksimal bagi pembangunan ekonomi.

"Anda adalah generasi millenial luar biasa potensial yang memiliki banyak akses informasi. Maka Anda harus menjadi orang yang kuat untuk memilih informasi, menggunakan waktu secara bijaksana, dan menjadi pemimpin bangsa yang dibanggakan pendiri bangsa," ungkap Ani.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo berpesan agar dosen lebih memperluas wawasan karena saat ini teknologi berkembang dengan sangat cepat, begitu pula mahasiswa yang juga belajar dengan cepat.

"Dunia sekarang tanpa batas, jadi mahasiswa kita juga tanpa batas belajarnya. Ini pressure buat Bapak supaya Bapak banyak baca," ujar Wamenkeu.

Ia menjelaskan bahwa saat ini dunia sudah masuk pada era knowledge based economy. Penguasaan teknologi dan pengetahuan adalah kunci untuk bersaing di tingkat global. Dengan kemajuan teknologi, Indonesia akan mengalami serbuan tenaga asing. Karena itu, peningkatan kualitas SDM menjadi sangat penting.

Lebih lanjut, ia mengingatkan, kampus dan akademisi adalah pembentuk human capital Indonesia yang andal dan dapat diandalkan. Human capital yang mampu meneruskan amanah perjuangan bangsa.

"Dosen harus mampu mengolah bahan baku yang bagus menjadi sangat bagus dengan memperkuat keahlian, membuka wawasan, dan menanamkan nilai serta etika yang kuat untuk dapat bertahan menghadapi perubahan," pungkasnya. (K03/AM)