Berita / / Artikel

Tren Penurunan Harga Minyak Mentah Dunia, Investor Tunggu Rilis Data Impor Cina

• 13 Feb 2018

an image
Bensin solar untuk bahan bakar minyak (BBM) dituangkan ke dalam jeriken di Abuja, Nigeria May 25, 2015. REUTERS/Afolabi Sotunde

Secara month to date, harga minyak WTI anjlok 8,54 persen, harga minyak Brent longsor 9,06 persen

Bareksa.com – Harga minyak mentah dunia terus tertekan. Sejak awal Februari 2018, harga minyak mentah dunia bergerak dalam tren menurun.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 09 Februari 2018, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan  minyak Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Maret turun 3,18 persen, ditutup di US$59,2 per barel di New York Mercantile Exchange.

Tidak berbeda, harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, anjlok 3,11 persen di level US$62,79 per barel di London ICE Futures Exchange pada penutupan Jumat, 9 Februari 2018.

Secara month to date, harga minyak mentah WTI telah longsor 8,54 persen, begitupun harga minyak mentah Brent tercatat turun 9,06 persen (per 09 Februari 2018).

Tren penurunan harga terus berlanjut setelah data menunjukkan kenaikan persediaan minyak dalam negeri Amerika Serikat. Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (07 Februari 2018) mengatakan persediaan minyak mentah AS naik 1,9 juta barel pada pekan yang berakhir 02 Februari 2018.

Adapun persediaan produk-produk minyak turut meningkat, dengan stok bensin naik 3,4 juta barel untuk seminggu, begitupun stok distilat juga naik 3,9 juta barel, menurut Energy Information Administration (EIA).

Data pada Rabu pekan lalu, juga menunjukkan produksi minyak Amerika Serikat, yang didorong oleh ekstraksi shale, naik ke level tertinggi sepanjang masa, yakni 10,25 juta barel per hari (bpd). Angka tersebut melampaui eksportir utama Arab Saudi dan berada dalam jangkauan tingkat output Rusia.

Hal ini turut menambah kekhawatiran bahwa output Amerika Serikat yang meningkat akan melemahkan usaha OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) untuk mengurangi kelebihan pasokan di pasar global.

Ke depannya, rilis data impor Cina bulan Februari 2018 akan menjadi perhatian pelaku pasar. Sebab Cina merupakan negara importir terbesar minyak mentah dunia, dengan besaran impor 8,43 juta barel per hari, mengalahkan Amerika Serikat yang sebesar 7,9 juta barel per hari pada 2017 lalu.

Sumber : Bloomberg, U.S. Energy Information Administration, China General Administration of Customs

Sehingga, adanya rilis data impor negeri Panda (yang merefleksikan permintaan) ini akan mempengaruhi keputusan pelaku pasar dan fluktuasi pergerakan harga minyak mentah di pasar global. Rilis tersebut dijadwalkan akan diumumkan pada Kamis, 08 Maret 2018. (AM)

Tags: