Private Placement Usai, Sritex akan Akuisisi Perusahaan Tekstil Tahun Depan

Bareksa • 11 Dec 2017

an image
Buruh memproduksi tekstil di Pabrik Sritex, Sukoarjo (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Saat ini perseroan tengah mengkaji sejumlah perusahaan untuk diakuisisi

Bareksa.com – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) tengah mengincar perusahaan tekstil dalam negeri untuk diakuisisi. Perseroan akan menggunakan dana hasil penambahan modal tanpa hak memesan efek telebih dahulu (non-HMETD) atau private placement yang telah dilaksanakan pekan lalu.

Direktur Utama Sri Rejeki Isman (Sritex), Iwan Setiawan Lukminto, menuturkan private placement dilakukan untuk memperkuat modal. Saat ini perseroan tengah mengkaji sejumlah perusahaan untuk diakuisisi.

“Kita masih assessment, kita siapkan dulu,” katanya di Jakarta, Senin, 11 Desember 2017. (Baca : Menguat 4,5 Persen, Ini Analisa Teknikal Saham SRIL)

Rencananya, Sritex akan mengakuisisi perusahaan tekstil domestik tahun depan. Sritex akan mengakuisisi perusahaan tekstil yang memiliki pasar ekspor.

Dengan mengakuisisi perusahaan tekstil tahun depan, pendapatan perseroan diperkirkan dapat meningkat 20-30 persen pada 2018. Sedangkan tanpa akuisisi, pertumbuhan pendapatan Sritex tahun depan diproyeksikan sekitar 15 persen.

Pekan lalu, Sritex mengumumkan menerbitkan saham baru sebanyak 1,86 miliar saham, atau 10 persen dari modal disetor dengan harga pelaksanaan Rp354 per saham. Harga tersebut diperoleh dari rata-rata harga penutupan perdaganan antara 22 Agustus hingga 27 September 2017. (Lihat :Harga SRIL Meroket, Ini Analisa Teknikal dan Fundamental Saham Sritex)

Seluruh saham baru private placement akan diserap oleh pemegang saham utama Sritex, PT Huddleston. Melalui aksi tersebut, perseroan memperoleh dana sebanyak Rp658,44 miliar.

Penggunaan Dana

Dalam prospektus ringkasnya, Sritex akan menggunakan dana hasil private placement untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan kebutuhan perseroan secara umum untuk perluasan usaha dalam industri tekstil.

Selain akuisisi, Sritex akan memperbesar pangsa pasarnya di kawasan Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Penjualan perseroan di AS akan ditingkatkan menajadi sekitar 12 persen dari sebelumnya 10 persen sedangkan di Eropa akan meningkat sekitar 1 persen.

“Penjualan ke kawasan tersebut ditingkatkan karena permintaannya meningkat,” kata Iwan. (Baca : Meroket 6 Persen, Saham SRIL Rajai Transaksi Secara Nilai, Volume, dan Frekuensi)

Dia mengaku bahwa perseroan belum akan mencari pangsa pasar baru. Sritex lebih memililh untuk memperbesar pasar internasional yang sudah ada.

Hingga kuartal III 2017, Sritex memperoleh pendapatan US$572,5 juta, meningkat dari periode sama tahun lalu US$498,6 juta. Laba bruto perseroan meningkat menjadi US$123 juta dibandingkan kuartal III 2016 sebesar US$104,4 juta. Laba bersih perseroan berhasil mencapai US$45,7 juta, meningkat dari perolehan periode yang sama tahun lalu US$40,1 juta.

Untuk tahun depan, Sritex bakal menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga US$25 juta untuk maintenance. Perseroan belum mengalokasikan capex untuk ekspansi akuisisi perusahaan. (AM) (Lihat : Sritex Tetapkan Pelaksanaan Private Placement, Berapa Harga Saham SRIL?)