Berita Hari Ini : Hermina Bidik US$ 200 Juta dari IPO, Laba Adaro Melonjak

Bareksa • 29 Aug 2017

an image
Petugas memantau heavy dump truck yang menurunkan batubara di kawasan tambang batubara milik Adaro, Tabalong, Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kenaikan laba Adaro ditopang oleh pertumbuhan pendapatan 82,12 persen

Bareksa.com – Berikut adalah sejumlah berita aksi korporasi yang Bareksa rangkum dari sejumlah media hari ini, Selasa, 29 Agustus 2017.

IPO, Hermina Bidik Dana US$ 200 Juta

Grup Rumah Sakit Hermina tengah mempersiapkan diri masuk ke pasar modal melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham. Perseroan menargetkan penggalangan dana sebesar US$ 200 juta dari aksi tersebut.

Direktur Korporasi Grup RS Hermina Hasmoro, menuturkan perseroan sedang menjalankan proses pemilihan pelaksana penjamin emisi (underwriter) IPO saham. “Belum menentukan, masih proses pemilihan,” ujarnya.

Laba Adaro Melonjak

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar US$ 222,39 juta, meningkat 82,12 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 122,11 juta.

Kenaikan laba Adaro ditopang oleh pertumbuhan pendapatan menjadi sebesar US$$ 1,55 miliar atau naik 32,48 persen dari semester I tahun lalu yang sebesar US$ 1,17 miliar. Kenaikan pendapatan didorong produksi batu bara perseroan yang mencapai 25,13 juta ton dengan penjualan batu bara sebanyak 25,27 juta ton.

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, menuturkan di tengah ketidakpastian pasar batu bara, perseroan tetap yakin fundamental jangka panjang sektor ini masih baik.

Wika Incar Kontrak Rp 14 Triliun

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengincar kontrak baru sebesar Rp 12-14 triliun dari proyek infrastruktur hingga akhir tahun ini. Kontrak tersebut berasal dari berbagi lelang terbuka yang diikuti oleh perseroan.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Puspita Anggraeni, mengatakan perseroan optimistis dapat mencapai target kontrak baru tahun ini sebesar Rp 43,4 trliun. Hingga Juli 2017, Wika telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 20,2 triliun atau merepresentasi 50,73 persen dari target hingga akhir 2017.

Fund Raising di Pasar Modal Tumbuh 41,9 Persen

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 28 Agustus  2017, nilai penggalangan dana (fund raising) di pasar modal yang dilakukan oleh emiten mencapai RP 153 triliun, atau naik sebesar 41,9 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu.

Jumlah penggalangan dana tersebut berasal dari penerbitan obligasi dan sukuk senilai Rp 93,96 triliun, penawaran umum perdana (initial public offerring/ IPO) saham sebesar Rp 4,1 triliun dan rights issue sebesar Rp 55,59 triliun.

Analis Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, menilai sejak awal tahun kondisi ekonomi Indonesia terbilang lebih bagus dibandingkan dengan tahun lalu. Hal itu mendorong peningkatan penggalangan dana di pasar modal.

Lima Konsorsium Bertarung di Lampung

Sebanyak lima konsorsium badan usaha lolos mengikuti prakualifiksi lelang sistem penyediaan air minum Bandar Lampung. Kelima konsorsium tersebut adalah konsorsium PT Bangun Cipta Kontraktor-PT Bangun Tjipta Sarana KSO, konsorsium PT Adaro Indonesia-PT Adhi Karya Tbk (ADHI)-Suez; Konsorsium PT Salcon MMCB; konsorsium PT PP Tbk (PTPP) – Wabag dan konsorsium Maynikad-PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) – Hydrochem.

“Ada lima konsorsium yang lolos prakualifikasi dari 12 konsorsium,” jelas Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Emma Sri Martini.

Investasi total proyek sistem penyediaan air minum Bandar Lampung bakal menghabiskan dana sekitar Rp 1,4 triliun. Nantinya kapasitas sistem air minum tersebut sebesar 750 liter per detik. Sumber pembiayaan proyek berasal dari APBN, APBD serta swasta.