Berita / / Artikel

Dukung BABP jadi Bank BUKU 3, Grup MNC Incar Tiga Bank Kecil untuk Diakuisisi

• 15 Aug 2017

an image
Aktivitas di kantor cabang Bank MNC Internasional saat menyemarakan perayaan Imlek (Company)

Namun realisasi akuisisi ini belum akan terwujud tahun ini

Bareksa.com – Grup MNC bakal meramaikan perburuan bank kecil tanah air. Perusahaan konglomerasi milik Hary Tanoesoedibjo ini akan bersaing dengan bank-bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dalam mengakuisisi bank-bank kecil.

Sejauh ini, Grup MNC PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) baru berhasil mencaplok PT Bank ICB Bumiputera Tbk dan mengubahnya menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP). Selain itu, perseroan pernah gagal mendapatkan PT Bank Pundi Indonesia Tbk yang akhirnya menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS), padahal sempat menyetorkan modal hingga Rp 100 miliar.

Kini, MNC Kapital kembali mencari bank yang akan menjadi target akuisisi. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi MNC Kapital untuk membesarkan Bank MNC.

Direktur Utama MNC Kapital Andrew Haswin, menyatakan setidaknya ada dua bank BUKU I (bank dengan modal di bawah Rp 1 triliun) dan satu bank BUKU 2 (bank dengan modal mulai Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun), yang kini tengah menjadi perhatian perseroan. Namun Andrew masih enggan menyebut identitas bank-bank tersebut.

“Kami kan berharap Bank MNC bisa menjadi bank BUKU 3 (bank dengan modal di atas Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun), jadi caranya bisa bermacam-macam. Selain suntik modal, kami juga bisa saja cari bank lagi untuk dimerger,” ujar Andrew di Jakarta, Senin, 14 Agustus 2017.

Andrew menyatakan perseroan belum menetapkan anggaran khusus untuk kebutuhan akuisisi ini. Sebab, kata Andrew, langkah mengakuisisi bank-bank kecil itu tidak akan terealisasi pada tahun ini.

Sementara Direktur Utama Bank MNC, Benny Purnomo, mengungkapkan dirinya berharap bank yang dipimpinnya bisa bersinergi dengan bank yang berfokus pada bisnis konsumer. Hal ini sejalan dengan fokus bisnis Bank MNC.

Di sisi lain, ujar Benny, saat ini Bank MNC yang masih dalam tahap konsolidasi sudah berhasil menyelesaikan kredit bermasalah peninggalan lama dan memperkirakan bisa mencatat laba pada tahun ini. “Laba bersih kan di bawah, memang hingga semester I tahun ini kami masih rugi, tapi kan yang bagian atas itu tumbuh,” ujar Benny.

Pernyataan Benny ini tertuang dari catatan pendapatan bunga bersih Bank MNC per Juni 2017 yang mencapai Rp 201,4 miliar atau naik 24,29 persen dari periode sama tahun lalu Rp 162,03 miliar. Namun, kata Benny, seiring dengan adanya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang sebesar Rp 87 miliar, membuat perseroan harus mencatatkan kerugian.

“CKPN itu untuk menutupi kredit bermasalah peninggalan lama. Saat ini NPL lama masih berkisar 4 persen, sementara NPL baru hanya di bawah 1 persen. Kami harap, bisa menekan NPL menjadi berkisar di bawah 3,5 persen,” kata Benny.

Dengan CKPN yang telah disiapkan itu dan penurunan NPL, Benny cukup optimistis Bank MNC bisa membukukan laba hingga Rp 10 miliar pada tahun ini.

Tabel: Laporan Laba Rugi Bank MNC Periode 30 Juni 2017

Sumber: Laporan keuangan perseroan

Tahun ini, Bank MNC memperkirakan modal intinya naik menjadi Rp 2 triliun. Hal itu setelah perseroan mendapat restu untuk menggelar rights issue senilai Rp 500 miliar pada semester II ini. Dengan modal itu, Bank MNC bersiap menggenjot ekspansi, khususnya pada sektor konsumer dan ritel dengan target pertumbuhan total kredit 13 persen sepanjang tahun ini.

Tags: