Berita / / Artikel

Setelah Tarik Tunai, Bank BUMN Upayakan Penurunan Tarif Transfer

• 21 Jun 2017

an image
Sejumlah masyarakat menarik uang tunai di mesin ATM bank, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Melalui integrasi ATM Link, efisiensi biaya terus dilakukan agar menekan beban biaya ke nasabah

Bareksa.com – Empat bank badan usaha milik negara (BUMN) yang tergabung dalam Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA) terus mengembangkan sinergi penggabungan ATM. Kali ini terkait efisiensi biaya sehingga dapat menekan beban nasabah-nasabah bank pelat merah ini.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan keberadaan ATM Link akan mencipatakan efisiensi yang pada ujungnya berdampak bagi para nasabah. Saat ini, ATM Link menggratiskan tarik tunai dengan menggunakan kartu debit empat bank Himbara. Sementara biaya transfer masih dikenakan tarif Rp 4.500.

“Tahapan efisiensinya masih dihitung. Kalau belanja modal pembelian ATM sekitar US$ 7 ribu, nah operational expenditurenya masih terus dihitung. Jika sudah, kita lihat dampaknya apa bisa turunkan tarif transfer atau tidak,” imbuh Kartika, Selasa, 20 Juni 2017.

Sementara Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyampaikan, efisiensi biaya yang bisa ditekan dengan integrasi ATM mencapai Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun. “Ini karena tidak ada lagi pembelian ATM baru,” ucap Gatot.

ATM Link merupakan Sinergi HIMBARA yang sudah dimulai pada Desember 2015 dan per Juni 2017 jumlah ATM Link sudah mencapai sekitar 15 ribu unit ATM.

Hingga akhir 2017, HIMBARA menargetkan jumlah ATM Link mencapai 30 ribu unit. “Dengan bersinergi, HIMBARA bisa memberikan pelayanan yang lebih bagi masyarakat, lebih mudah, lebih murah dan lebih luas sehingga lebih menjangkau masyarakat Indonesia,” ujar Ketua HIMBARA yang juga Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), Maryono.

Kehadiran ATM Link juga memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan karena dapat menghemat biaya transaksi. Biaya transfer antar bank BUMN juga lebih rendah dibandingkan biaya transfer antar bank pada umumnya yang sebesar Rp 6.500. Transfer antar bank BUMN di ATM Link dikenakan biaya sebesar Rp 4.000.

Akhir tahun ini, operasional ATM Link Himbara akan beralih ke PT Jalin Pembayaran Nasional (JPN). Saat ini, operasional ATM Link masih dioperasikan masing-masing bank sambil terus memproses penyatuan sistem. “Pemindahan operasional ATM Link ke JPN mulai dilakukan akhir tahun ini,” ujar Direktur Digital Banking and Technology Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans,.

Gatot menjelaskan, JPN merupakan bagian dari rencana holding perbankan BUMN. Menurut Gatot, nantinya JPN akan dimiliki secara langsung oleh Danareksa dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

“Kepemilikan JPN seharusnya ada di holding perbankan. Kalau tidak, masing-masing bank mungkin bisa masuk, itu pun kalau diperbolehkan aturan,” tambah Rico.

Selain ATM Link, HIMBARA juga melakukan sinergi dalam penggunaan kartu pra bayar untuk mendukung Gerakan Non Tunai. Hingga kuartal pertama Tahun 2017, HIMBARA telah gencar melakukan sosialisasi dan juga pendistribusian kartu prabayar HIMBARA yang telah mencapai 17,07 juta kartu.

Kartu prabayar HIMBARA, termasuk di dalamnya, eToll, IndomaretCard, GazCard, eMoney, BRIZZI, Blink dan BNI Tapcash, menguasai 50 persen dari kartu prabayar nasional. HIMBARA juga terus menggiatkan penggunaan kartu prepaid HIMBARA di 25 ruas jalan tol, yang jumlahnya akan bertambah 3 ruas jalan tol yaitu di ruas Semarang-Ungaran, Cinere-Jagorawi dan Cinere.

Hingga akhir 2017, sinergi HIMBARA juga menargetkan akan menyediakan 50 ribu EDC Link yang sudah beroperasi dengan harapan peningkatan produktivitas EDC bisa terkerek naik melalui volume transaksi yang juga mengalami kenaikan. Konsolidasi infrastruktur EDC diperkirakan bisa menghemat biaya investasi HIMBARA.

Tags: