Saham Berstatus Suspensi, Sugih Energy Tingkatkan Produksi Migas

Bareksa • 27 Feb 2017

an image
Seorang pekerja melintasi jalur pipa di kawasan industri Jose Antonio Anzoategui milik produsen migas PDVSA di Venezuela. Venezuela adalah salah satu produsen minyak yang menjadi anggota OPEC. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Salah satunya melalui Eastwin Global Investments di wilayah kerja Lemang

Bareksa.com – Meski sahamnya dalam status dalam penghentian sementara perdagangan (suspensi), PT Sugih Energy Tbk (SUGI) melanjutkan aksinya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas). Salah satunya melalui Eastwin Global Investments Ltd, yang merupakan pemegang 34 persen participating interest dari Wilayah Kerja Lemang, Provinsi Jambi.

Yang terbaru, Eastwin telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dari Mandala Funding (Caymans) Ltd dengan nilai US$41 juta, untuk meningkatkan operasional dengan menaikkan produksi di Lemang, khususnya lapangan Akatara. Mandala Funding ini merupakan bagian dari Mandala Energy Limited yang punya dukungan dari Kohlberg Kravis Roberts (KKR & Co. L.P).

Adapun Mandala Energy mempunyai kepemilikan 35 persen dalam Wilayah Kerja Lemang. Dan untuk melengkapi kemitraan itu, Eastwin dan Mandala menunjuk PT Hexindo Gemilang Jaya sebagai operator dalam pengembangan tersebut.

“Wilayah kerja Lemang berstatus produksi sejak November 2016. Tahun ini, akan ada pengeboran 5 sumur di lapangan Akatara, sehingga diharapkan produksi minyak dapat mencapai 1.500 barrel oil per day (BOPD),” terang Direktur Utama Sugih Energy Supriyanto, Senin, 27 Februari 2017.

Supriyanto pun semakin optimistis, pengembangan wilayah kerja Lemang akan memberikan dampak positif terhadap pendapatan perseroan. Secara total, produksi puncak di wilayah kerja Lemang bisa mencapai hingga 10.000 BOPD.

Hingga September 2016, Sugih Energy meraup pendapatan US$2,81 juta atau naik 62,42 persen dari periode sama tahun 2015 US$1,73 juta. Sayang, besarnya beban keuangan yang mencapai US$5,49 juta membuat perseroan tetap menderita kerugian.

Nilai kerugian Sugih Energy hingga 30 September 2016 tersebut mencapai US$4,71 juta, membengkak dibandingkan US$1,99 juta pada periode sama tahun 2015.

Suspensi Saham

Saham SUGI mendapat suspensi terbaru pada 30 Januari 2017. Berdasarkan pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI), suspensi saham SUGI terkait dengan keterlambatan penyampaian laporan keuangan interim III 2016 dan belum melakukan pembayaran denda.

Hasilnya, saham SUGI melanjutkan penghentian sementara untuk pasar regular dan tunai sejak 25 Agustus 2016. Namun berdasarkan pantauan Bareksa, saham SUGI terakhir kali diperdagangkan pada 23 Agustus 2016. Saat itu, saham SUGI mengalami penurunan 9,52 persen ke level Rp114 dari posisi 22 Agustus 2016 Rp126.

Grafik: Pergerakan Saham SUGI 30 Desember 2015 – 23 Agustus 2016

Sumber: Bareksa.com

Sementara jika dibandingkan dari posisi awal tahun 2016, maka saham SUGI hingga level harga setelah suspensi mengalami penurunan 75,74 persen. Pada awal tahun 2016, saham SUGI masih berada pada harga Rp470. (hm)