Reshuffle Jokowi: Sri Mulyani Kali ini Sudah Bersedia Masuk Kabinet?

Bareksa • 27 Jul 2016

an image
Sri Mulyani

Menteri ESDM Sudirman Said telah berpamitan melalui akun Twitter-nya.

Bareksa.com - Isu perombakan Kabinet Kerja kembali bertiup santer, setelah pada awal pekan ini Presiden Joko Widodo melarang para menteri untuk bepergian ke luar kota. Dikabarkan, reshuffle kabinet akan diumumkan hari ini, Rabu 27 Juli 2016 -- jika tak ada aral melintang dan perubahan lagi, seperti yang terjadi sebelum-belumnya.

Tadi pagi, pk. 08:00 WIB, di luar kebiasaan yang normal, Menko Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengadakan rapat mendadak. Sidang Kabinet Paripurna dijadwalkan berlangsung pada pk. 15:00, membahas pagu anggaran dan RAPBN 2017.

Salah satu kabar paling menarik dan paling penting yang mencuat adalah kembali mumbulnya nama Sri Mulyani Indrawati, yang saat ini masih menjabat sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer World Bank di Washington, D.C., Amerika Serikat. Kali ini dia kembali ditawari Presiden Jokowi untuk bergabung memperkuat Kabinet Kerja.

Apakah dia bersedia?

"Positif mau," kata seorang dekat Presiden.

Masih belum jelas apakah Sri Mulyani akan menjadi Menko Perekonomian atau Menteri Keuangan. Yang jelas, dia akan berduet dengan Darmin Nasution, Menko Perekonomian sekarang, di dua posisi itu.

Sri Mulyani, doktor ekonomi yang cemerlang kelahiran Lampung, pernah menjabat posisi Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian pada masa pemerintahan SBY..

Sri Mulyani sebelumnya juga pernah didekati oleh Jokowi pada reshuffle kabinet tahun lalu, tetapi dia menolak secara halus karena suatu alasan politik. Wanita yang dinobatkan sebagai paling berpengaruh versi Forbes 2008 ini memuji kebijakan ekonomi pemerintah Jokowi dalam sebuah seminar di Universitas Indonesia, belum lama ini.

Adapun Darmin Nasution sebelumnya sempat menjadi Gubernur Bank Indonesia dan Direktur Jenderal Pajak.

"So far Presiden happy dengan kondisi ekonomi sekarang ini, tetapi Pak Darmin lebih memilih untuk mengurusi keuangan dan pajak sesuai dengan pengalaman beliau terdahulu," ujar salah satu sumber yang dekat dengan Darmin Nasution kepada Bareksa.

Yang melandasi isu versi ini adalah wacana terkait perombakan di tubuh Kementerian Keuangan, di mana Direktorat Pajak akan dilepaskan dan berdiri sendiri menjadi badan penerimaan negara seperti yang ada di Amerika Serikat. Sumber kuat di lingkaran istana juga mengatakan urusan anggaran akan dilimpahkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang akan memiliki kewenangan besar seperti di zaman Soeharto.

Sementara itu, Bambang Brodjonegoro yang saat ini menjabat Menteri Keuangan dikabarkan akan digeser. Sofjan Djalil juga akan melepas posisi Kepala Bappenas.

Nama lain yang kabarnya kuat akan keluar adalah Menteri ESDM Sudirman Said. Bahkan, dalam akun Twitter-nya, Sudirman Said sudah mengindikasikan untuk pamit dari jajaran kabinet.

"Alhamdulillah, tugas besar selesai. Ladang amal dan perjuangan makin lebar. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia yang hebat ini. Thanks semua," cuit akun @sudirmansaid di Twitter Selasa malam.

Nama lain yang dikabarkan akan dirotasi adalah Menteri Perdagangan Thomas Lembong. Investment banker ini dikabarkan akan menduduki posisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 

Sebelumnya, reshuffle kabinet pada pemerintahan SBY pernah memberikan sentimen baik dengan menguatnya rupiah dalam jangka pendek. Namun, penguatan tersebut hanya sementara setelah kinerja menteri baru ditunjuk ternyata tidak banyak memberikan perubahan berarti. (Baca juga: Reshuffle Kabinet dari Waktu ke Waktu - Pasar Positif Terhadap Perubahan)

Kekecewaan investor serupa juga terjadi pada pembentukan Kabinet Kerja dan reshuffle jilid pertama. Apakah masuknya Sri Mulyani akan membawa angin segar ke pasar modal? (kd)