Samadikun Tertangkap, Bagaimana Efeknya Terhadap Harga Saham Grup Modern?

Bareksa • 22 Apr 2016

an image
Buronan perkara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono meninggalkan gedung usai menjalani pemeriksaan di Gedung Kejaksaan Agung,

Samadikun merupakan salah satu pendiri Modern Group

Bareksa.com – Buronan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono telah dipulangkan ke Indonesia kemarin (Kamis, 21 April 2016). Mantan Komisaris Utama PT Bank Modern Tbk ini kembali ke Tanah Air setelah ditangkap otoritas keamanan Pemerintah Cina atas permintaan Badan Intelejen Negara (BIN) pada 15 April lalu. Kini Samadikun ditahan di Rutan Salemba Jakarta.

Samadikun yang telah buron selama 13 tahun merupakan salah satu pendiri Grup Modern . Kini Grup Modern bisnisnya terus terkembang mulai distributor Fujifilm, pengembang properti Modernland, hingga perusahaan retail 7-Eleven.

Bagaimana pergerakan harga saham Grup Modern  di Bursa Efek Indonesia?

Hingga pukul 11.00 WIB perdagangan hari ini (Jumat, 22 April 2016), harga saham perusahaan yang terafiliasi dengan Samadikun, yaitu PT Modernland Realty Tbk (MDLN) turun 1,5 persen menjadi Rp390. Namun, saham PT Modernland Internasional Tbk (MDRN) malah naik 1,6 persen menjadi Rp127.

Sejak tertangkapnya Samadikun pada 15 April 2016 hingga penutupan perdagangan kemarin, saham MDLN mencatatkan kenaikan tipis 0,25 persen, sedangkan saham MDRN tidak berubah.

Grafik: Pergerakan Harga Saham MDLN dan MDRN 15 - 21 April 2016

Sumber: Bareksa.com

Maka dapat disimpulkan bahwa tertangkapnya Samadikun tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan harga saham MDLN dan MDRN.

Secara historikal, hal yang lebih mempengaruhi pergerakan kedua saham Grup Modern  tersebut adalah kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat ketika laba kedua perusahaan tersebut menurun signifikan pada kuartal III- 2015, sehingga mengakibatkan harga saham MDLN dan MDRN amblas hingga sekarang.

Grafik: Pergerakan Harga Saham MDLN dan MDRN 2 Januari 2015 - 21 April 2016

Sumber: Bareksa.com

Dalam laporan keuangan kuartal III-2015, laba MDRN turun 70 persen menjadi Rp11,8 miliar dari sebelumnya Rp39,6 miliar pada kuartal III-2014, akibat membengkaknya beban penjualan sebesar 15 persen menjadi Rp302 miliar.

Sementara MDLN membukukan laba kuartal III-2015 sebesar Rp303 miliar, turun 56 persen dari laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp537 miliar.

Anjloknya laba MDLN akibat melonjaknya rugi selisih kurs sekitar 29 kali lipat menjadi Rp519 miliar dari sebelumnya hanya Rp17 miliar.

Sejak awal tahun hingga penutupan kemarin, harga saham MDRN telah terjun bebas sebesar 80,6 persen menjadi Rp125 dari sebelumnya Rp645.  Adapun saham MDLN turun 23,11 persen menjadi Rp396 dari sebelumnya Rp515.