
Bareksa.com - Harga saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) hari ini (Rabu, 3 Febuari 2016) kembali melemah. Saham perusahaan tekstil asal kota Solo itu ditutup ambrol 6,69 persen menjadi Rp237 per saham dari sebelumnya Rp254. Investor asing tercatat melakukan jual bersih sebesar Rp3,12 miliar.
Jika dilihat sejak awal tahun ini, harga saham SRIL telah merosot 41 persen. Pada 4 Januari 2016, harga SRIL ditutup pada level Rp404 per saham, sementara hari ini ditutup nyaris separuhnya. Penurunan yang terjadi hanya dalam waktu satu bulan ini telah menghapus return yang tercipta sejak Mei 2015. Bahkan, harga saham SRIL kini sudah lebih rendah dari harga IPO Juni 2013 sebesar Rp240 per saham.
Jika dilihat dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), penjual terbesar saham SRIL sejak 4 Januari - 3 Febuari 2016 berasal dari sejumlah sekuritas asing. Urutan pertama adalah UBS Securities Indonesia (AK) yang menjual 1,2 juta lot saham SRIL. Berikutnya Citigroup Securities Indonesia (CG) dengan penjualan sebanyak 889 ribu lot, dan Morgan Stanley (MS) sebanyak 328 ribu lot. Di sisi lain, tiga pembeli terbesar adalah Daewoo Securities Indonesia (YP) sebanyak 1,09 juta lot, Indo Premier Securities (PD) 615 ribu lot, dan diikuti BNI Securities (NI) 393 ribu lot.
Grafik: Pergerakan Harga Saham SRIL
sumber: Bareksa.com
Sampai September 2015 Sritex, berhasil meraih laba sebesar $38 juta, naik 29 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya $29,5 juta. Namun di tengah naiknya kinerja perusahaan, lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) menurunkan prospek rating utang Sritex menjadi 'negatif' dari sebelumnya 'stabil'. Hal tersebut memberi sentimen negatif pada perdagangan saham Sritex pada awal 2016 ini. (Baca juga: Harga Saham Sritex Sudah Ambrol 30% ke Level April 2015, Kenapa?)