MARKET FLASH: Fed Rate Naik Dorong Wall Street; HITS Incar Distributor Gas

Bareksa • 17 Dec 2015

an image
A television shows a news conference by Federal Reserve Chair Janet Yellen as traders work on the floor of the New York Stock Exchange - (REUTERS/Brendan McDermid)

WIIM tunda perluasan warehouse; AKRA tambah pinjaman ke anak usaha

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional dan media internasional

Fed Fund Rate

Federal Reserve akhirnya menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam 10 tahun pada Rabu (Kamis dini hari waktu Jakarta). Kenaikan bunga acuan itu memberi sinyal ekonomi bahwa AS sudah mulai pulih dari krisis keuangan 2007-2009. Bank sentral AS menetapkan kisaran suku bunga acuan seperempat poin persentase menjadi antara 0,25 persen dan 0,50 persen.  

Pasar Wall Street menyambut keputusan Gubernur The Fed Janet Yellen tersebut dengan positif. The Dow Jones industrial average naik 223,71 poin atau 1,28 persen menjadi 17.748,62, S&P 500 menguat 29,57 poin atau 1,45 persen menjadi 2.072,98 dan Nasdaq Composite melesat 75,78 poin atau 1,52 persen menjadi  5.071,13.

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) 

Untuk lebih menarik investor, otoritas Bursa Efek Indonesia mengusulkan agar HMSP melakukan pemecahan saham (stock split) karena harga sahamnya dinilai terlalu tinggi. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya berharap HMSP bisa menggelar aksikorporasi lain yang bisa meningkatkan likuiditas perdagangan.

Saham HMSP mulai diperhitungkan secara penuh dalam indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI tetapi tak banyak berpengaruh terhadap akitivitas transaksi harian, lantaran likuiditasnya masih kecil dan harga terlalu tinggi. Namun, Direktur Utama HMSP Paul Janelle mengatakan, perseroan belum berencana melakukan aksi korporasi apa pun lagi dalam waktu dekat.

PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) 

HITS berniat masuk bisnis distribusi gas dengan mengakuisisi 51 - 75 persen sebuah perusahaan swasta penjual gas. Perusahaan kapal ini tidak hanya ingin menjajal bisnis penjualan gas, tetapi juga ingin memiliki jaringan langsung ke sumber gas agar lebih mudah mengikuti tender penyaluran gas, salah satu bisnis yang selama digeluti. 

HITS tak bisa menyebutkan identitas perusahaan yang akan dicaplok ataupun nilainya. Perusahaan swasta yang akan diakuisisi nanti memiliki sumber gas di kawasan Indonesia bagian timur. Proses due diligence sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu.

PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM)

Rencana WIIM memperluas warehouse alias pergudangan yang difungsikan untuk melinting rokok kretek tahun ini bakal tertunda. Sebab, rencana perluasan warehouse senilai Rp20 miliar di Bojonegoro, Jawa Timur itu masih terganjal izin.

Perluasan warehouse ini bermanfaat besar karena tidak hanya menyimpan tetapi juga memproduksi rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT). Warehouse Wismilak di Bojonegoro ini bisa memproduksi 1.000 karton rokok per minggu atau setara 10 juta batang rokok per minggu.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) 

Emiten perkebunan Grup Salim, LSIP, mendirikan anak usaha bernama PT Wushan Hijau Lestari pada 14 Desember 2015. Anak usaha ini akan bergerak di bidang usaha perkebunan dengan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 20 miliar. Pendirian anak usaha ini merupakan salah satu ekspansi, setelah kinerja keuangan LSIP melorot sepanjang sembilan bulan pertama 2015.

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 

AKRA mengamandemen kembali fasilitas utang yang diberikan ke anak usahanya, PT Jakarta Tank Terminal dengan memperpanjang masa jatuh tempo utang dan menambah jumlah pinjaman ke Jakarta Tank Terminal. Jangka waktu masa berlaku fasilitas diperpanjang menjadi 15 April 2022. Jakarta Tank Terminal juga akan mendapat tambahan fasilitas US$ 13,32 juta.

Fasilitas yang dimaksud adalah pinjaman berdasarkan term facility agreement yang ditandatangani Jakarta Tank Terminal dengan beberapa kreditor. Di antaranya, Nederlandse Financierings - Maatschappij Ontwikkelingslanden N.V sebagai agen fasilitas, PT Bank Danamon Indonesia sebagai agen jaminan dalam negeri, dan Citicorp International Limited sebagai agen jaminan luar negeri. Sebelumnya, perjanjian ini sudah diteken pada 5 Mei 2009, senilai US$ 60 juta. Lalu pada 13 April 2011, AKRA memperpanjang periode cicilan sampai 15 Juli 2017 dan mengubah jumlah cicilan per kuartal.