Berita / / Artikel

Tahun Depan Porsi Proyek Pemerintah untuk BUMN Berpotensi Bertambah

• 12 Dec 2015

an image
Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) berdiskusi dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) sebelum mengikuti Rapat Terbatas membahas situasi ekonomi terkini di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/8). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/15

Peran BUMN semakin meningkat seiring besarnya kontribusi pemerintah

Bareksa.com –  Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diperkirakan akan semakin meningkat ke depannya seiring dengan bertambahnya porsi proyek pemerintah. BUMN telah menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk menggerakan roda perekonomian dan menopang pembangunan. Tercatat pada 2015, porsi proyek pemerintah melonjak signifikan.

Misalnya saja pada sektor konstruksi, proyek dari pemerintah memang bukan kontributor paling besar, tapi porsi ini meningkat. Dari empat emiten konstruksi yang tercatat di bursa, yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP), total kontrak dari pemerintah melonjak dari Rp 18,1 triliun menjadi Rp23,7 triliun.

Porsi terhadap total pendapatan juga semakin bertambah, yaitu naik dari 26 persen menjadi 30 persen. Seiring dengan peningkatan porsi proyek pemerintah, BUMN semakin berperan sebagai 'kepanjangan tangan' pemerintah dalam pembangunan.

Pembangunan infrastruktur yang masih menjadi fokus pemerintah tahun depan tentunya menjadi benefit untuk perusahaan konstruksi pelat merah. Bahkan pemerintah dapat menunjuk langsung BUMN untuk pengerjaan proyek infrastruktur, misalnya pada Tol Trans Sumatra, pemerintah menunjuk Hutama Karya. Demikian pula dengan proyek kereta ringan (LRT) yang dikerjakan ADHI dan LRT di Palembang yang dikerjakan WSKT. Hal ini akan menguntungkan baik pemerintah maupun BUMN. Proyek pemerintah akan lebih cepat berjalan, sedangkan BUMN dapat mendulang peningkatan pendapatan.

Grafik : Porsi Proyek BUMN dari Pemerintah Konstruksi

 Sumber : Mandiri Sekuritas, diolah Bareksa

Pada industri semen, proyek pemerintah memegang peranan penting. Menteri BUMN Rini Soemarno bahkan menginstruksikan untuk menggunakan semen BUMN dalam pembangunan proyek infrastruktur pemerintah. Salah satunya untuk proyek tol Trans Sumatra. Terlihat pada grafik, penyerapan semen meningkat seiring dengan peningkatan penyerapan anggaran pemerintah. (Baca juga : Lonjakan Belanja Infrastruktur Akan Picu Penyerapan Semen dan Precast pada Q4)

Grafik : Penyerapan Semen (Ton)

Sumber : Kementerian PUPR

Di industri farmasi, BUMN farmasi misalnya berperan dalam program obat generik. Obat generik untuk pemenuhan BPJS Kesehatan tentunya akan menguntungkan perusahaan farmasi BUMN seperti PT Kimia Farma (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF), selain juga menjadi agen pemerintah untuk menyukseskan peningkatan kesehatan masyarakat. Meskipun laba obat generik hanya berkisar 5-10 persen-- produk farmasi lain sekitar 20 persen--, tapi volumenya terhitung cukup besar. Apalagi pemerintah memperkirakan pasar obat generik tumbuh 200-300 persen seiring implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).  

Grafik : Porsi Obat Generik KAEF

 

Sumber : Perseroan, diolah Bareksa

Peran KAEF bagi pemerintah juga meningkat seiring dengan target seluruh rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa akan menjadi peserta JKN pada 2019. Hal ini terlihat dari porsi penjualan obat generik KAEF yang melonjak dari 13 persen pada 2013 menjadi 21 persen per September 2015.

 

Tags: