Ingin Dicontoh Ahok, Bagaimana Bentuk Bisnis Temasek?

Bareksa • 22 Oct 2015

an image
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyambut kedatangan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kanan) di Polda Metro Jaya, Jakarta, 18 Oktober 2015. Gubernur menjamin tidak akan ada keributan antara pendukung Persija dan Persib saat pertandingan final Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno (Antara Foto/Rivan Awal Lingga)

Portofolio Temasek bisa naik dua kali lipat dalam 10 Tahun

Bareksa.com -  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) berencana membentuk holding perusahaan BUMD DKI Jakarta untuk memastikan keberlangsungan proyek infrastruktur.

Untuk memuluskan rencana tersebut, Ahok bahkan sampai berangkat ke Singapura untuk belajar dari perusahaan asal Singapura, yakni Temasek. Temasek adalah perusahaan investasi yang dimiliki oleh pemerintah Singapura dan turut berkontribusi dalam pembangunan negara tersebut. Ahok pun berambisi ingin membuat ‘Temasek-nya DKI Jakarta”.

Temasek dibentuk pada 1974 untuk mengelola portofolio investasi dari Kementerian Keuangan Singapura senilai S$354 juta. Pada awalnya, Temasek lebih banyak memiliki portofolio pada perusahaan- perusahaan lokal yang bergerak di berbagai bidang, seperti perusahaan pengelola kebun binatang, hotel, pabrik sepatu, perusahaan perbaikan kapal, serta penerbangan perintis.

Temasek dimiliki sepenuhnya oleh Kementerian Keuangan Singapura, tapi tetap memiliki dan mengelola aset secara komersial. Investasi, divestasi dan keputusan bisnis sepenuhnya diarahkan oleh jajaran manajemen perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan berkembang sangat pesat.

Total portofolio perusahaan meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu sepuluh tahun. Menurut laporan kinerja Semester I, nilai portofolio Temasek mencapai Sin$ 223 miliar, naik dari periode 2005 sebesar Sin$103 miliar.

Grafik: Pertumbuhan Nilai Portofolio Temasek


sumber: Laporan Kinerja Semester I

Kuatnya pendanaan perusahaan mendukung pertumbuhan perusahaan. Investasi Temasek didanai dari perolehan dividen, divestasi investasi, dan pinjaman yang sebagian besar berupa obligasi.

Obligasi Temasek memiliki rating yang sangat baik. Lembaga pemeringkat kredit internasional Standard & Poor menyematkan rating AAA pada perusahaan, sementara Moody's menyematkan rating Aaa, atau rating tertinggi. Hal tersebut tentunya semakin memudahkan perusahaan untuk mencari pendanaan untuk keperluan investasi. Sampai dengan Maret 2015, total obligasi Temasek yang beredar tercatat sebesar Sin$12,4 miliar atau setara US$9,1 miliar.

Kekuatan tersebut membawa Temasek berkembang menjadi salah satu perusahaan investasi global dengan portofolio tersebar di berbagai belahan dunia. Sampai semester I, Temasek tercatat memiliki 18 persen saham bank asal Inggris, yakni Standard Chartered PLC, 5 persen saham China Construction Bank Corporation, 67 persen saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk, 42 persen Intouch Holdings (Thailand), juga 7 persen saham Repsol S.A.