Berita / / Artikel

Menkeu: Penerimaan Negara Mei Capai 28,5% Dari Target, Lebih Tinggi Dari Belanja

• 22 May 2015

an image
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memasuki mobil seusai memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (6/5). Pertemuan tersebut terkait melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya mencapai angka 4,7% pada kuartal I/2015. ANTARA FOTO/Andika Wahyu

Meski demikian, penerimaan negara ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu

Bareksa.com – Kementerian Keuangan mengumumkan defisit anggaran negara pada Mei 2015 menurun menjadi Rp50 triliun dari sebelumnya Rp100 triliun pada Maret lalu.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan turunnya defisit disebabkan oleh naiknya penerimaan negara yang lebih tinggi dibanding kenaikan penyerapan belanja.

“Per 20 Mei, pendapatan negara sudah mencapai Rp502,7 triliun atau 28,5 persen dari target sepanjang 2015 yang mencapai Rp1.761,6 triliun,” ujarnya, Kamis 21 Mei 2015.

Belanja negara pada periode yang sama naik menjadi Rp 548 triliun atau 27,7% dari total belanja periode 2015. “Belanja sudah cukup meningkat, sekarang sudah mencapai Rp548,7 triliun,”ujarnya.

Sayangnya, ternyata pos belanja banyak disumbang oleh pengeluaran belanja pegawai dan Bakti Sosial (bansos) dari sejumlah Kementerian. Sementara, untuk belanja modal, seperti untuk proyek infrastruktur yang sudah masuk tahap kontrak baru 40 persen dari target Rp94,5 triliun.

Penerimaan Negara Jauh Lebih Rendah Dibanding Tahun Lalu

Meski Bambang mengklaim telah terjadi peningkatan dari segi pendapatan, tetapi ternyata hasilnya belum memuaskan. Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menilai kondisi ini lebih rendah dibanding tahun lalu.

“Kecil kalau 28,5 persen. Pada Mei tahun lalu saja realisasinya sudah mencapai 34,4 persen dari target,” ujar dia.

Bambang beralasan bahwa rendahnya kinerja pendapatan ini karena kementerian-kementerian baru mulai kerja pada April.

“Mengapa pada kuartal I rendah? Karena kita belum berbuat apa pun. Sigit Priadi (Dirjen Pajak) saja baru dilantik. Jadi mungkin April baru terlihat.”

 

Tags: