Berita / / Artikel

Penjualan Emiten ini Tumbuh 33% di 2015 Efek Kebijakan Energi Terbarukan Jokowi

• 03 Dec 2014

an image
Produk Baterai Nipress (Company)

Penggunaan energi terbarukan diharapkan menjadi 14,4 persen tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun 2011

Bareksa.com – Laporan analis Mandiri Sekuritas, Aditya Sastrawinata, mengatakan rencana pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dinilai akan membawa berkah pula bagi emiten baterai kendaraan bermotor PT Nipress Tbk (NIPS).

Berdasarkan kajian Indonesia Energy Outlook, persentase penggunaan energi terbarukan diharapkan menjadi 14,4 persen di tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun 2011 yang masih sebesar 9,1 persen.

Rencana Penggunaan Energi Primer Indonesia

Sumber: Kementrian ESDM 2012

Pemerintah juga akan menerapkan kebijakan intensif “feed-in-tariff” untuk mempercepat investasi energi terbarukan hingga ke pelosok daerah mulai tahun 2015. Dengan kebijakan tersebut, nantinya harga listrik akan berbeda-beda di setiap daerahnya sesuai dengan nilai investasi, lokasi pembangkit, serta jenis energi terbarukan yang dimanfaatkan. Termasuk di dalamnya proyek Independent Power Producer (IPP) panel surya dengan penyimpanan baterai.

Manajemen Nipress juga akan mempertimbangkan untuk menjadi produsen panel surya pertama di dalam negeri, jika memungkinkan. Pasalnya, pasar baterai stasioner merupakan salah satu jenis baterai untuk industri yang tumbuh pesat, karena digunakan untuk industri telekomunikasi yakni sebagai sumber energi menara telekomunikasi, panel surya, dan pembangkit listrik pemerintah. Sejak tahun 2012 hingga 2014, segmen ini diperkirakan tumbuh 86,7 persen per tahunnya.

Nipress pun bukan lah pemain baru di pasar baterai untuk industri. Sejak tahun 2008, Nipress telah memasuki bisnis baterai industri berjenis AGM VRLA dan gel elektrolit dengan merek NS “Accelerate”.

Nipress juga menguasai lebih dari 11 persen pangsa pasar segmen baterai industri, sedangkan sisanya diisi oleh merek impor asal China. Manajemen Nipress bahkan mengklaim 60 persen baterai yang digunakan menara Telkomsel diproduksi oleh Nipress.

Selain memiliki margin keuntungan yang 2-3 persen lebih tinggi dibandingkan segmen baterai otomotif, waktu penagihan untuk piutang segmen baterai industri juga lebih cepat-- hanya 2-3 bulan-- dibandingkan segmen baterai otomotif yang memakan waktu 4-5 bulan.

Meski akan berekspansi ke segmen baterai industri, manajemen Nipress juga tidak akan melepas peluang di segmen baterai otomotif begitu saja. Untuk periode Januari-September 2014 saja, segmen ini berkontribusi 70 persen bagi total penjualan.

Manajemen juga mengklaim telah mendapatkan kontrak 300 ribu unit baterai kendaraan OEM (Original Equipment Manufacturing) untuk kendaraan LCGC. Sebagian besar dari kontrak tersebut berasal dari Nissan Datsun, yang diperkirakan mempunyai pangsa pasar 25 persen untuk pasar LCGC.

Sementara untuk segmen kendaraan roda dua, Nipress akan mulai memasok baterai untuk Honda Prospect Motor dan Yamaha di tahun 2015.

Aditya memperkirakan penjualan Nipress di tahun 2015 akan tumbuh 33 persen hingga Rp1,6 triliun. Sementara, pendapatan dari segmen baterai industri baru akan meningkat pada kuartal III-2015 dengan asumsi pabrik baterai akan selesai sesuai jadwal bulan. Aditya pun memproyeksikan saham Nipress akan diperdagangkan pada level PE Rasio 7,4x di tahun 2015. (al)

Tags: