MAMI : 4 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Abdul Malik • 12 Jul 2021

an image
Ilustrasi seorang ayah sedang mengajak anaknya belajar membaca dan sedang menyiapkan dana pendidikan anaknya dengan investasi di reksadana. (Shutterstock)

Biaya pendidikan mengalami kenaikan setiap tahunnya di kisaran 15 persen per tahun

Bareksa.com - Tahun ajaran baru sekolah segera dimulai. Para siswa mempersiapkan diri untuk memulai pelajaran di jenjang yang lebih tinggi. Bagi siswa yang berkesempatan belajar di sekolah negeri mungkin tidak terlalu mempermasalahkan mengenai biaya karena pemerintah menggratiskan biaya pendidikan untuk sekolah dasar.

Namun bagaimana dengan siswa yang harus belajar di sekolah swasta atau siswa yang harus melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Biaya pendidikannya tentu tidak sedikit, orang tua tentunya harus menyiapkan biaya pendidikan sedari dini, jika tidak harus berutang.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja menjelaskan dalam menyiapkan biaya pendidikan anak ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah jangka waktu pendidikan.

Menurut Freddy, waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh masing-masing anak sudah bisa diketahui. Dari mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga akhirnya berlanjut ke bangku kuliah, orang tua sudah bisa memperkirakan kapan saatnya mengeluarkan biaya pendidikan untuk anak tercinta.

"Keputusan untuk melanjutkan ke sekolah negeri atau swasta adalah sebuah pilihan. Baik sekolah negeri atau sekolah swasta memiliki keunggulan masing-masing," jelas Freddy dalam keterangannya Senin (12/7).

Namun belajar dari pengalaman orang tua yang mengikutsertakan anaknya di seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini, orang tua harus menyiapkan biaya sedini mungkin. Karenanya, jika anak tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri, orang tua sudah memiliki biaya untuk melanjutkan ke sekolah swasta.

Inflasi Biaya Pendidikan

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah inflasi pendidikan. Freddy mengungkapkan, biaya masuk sekolah untuk tingkat SD hingga SMA swasta beragam, di kisaran Rp20 juta hingga Rp50 juta. Belum lagi biaya masuk universitas yang bisa puluhan juta atau bahkan ratusan juga.

"Jangan lupa, tidak hanya harga barang, biaya pendidikan juga mengalami kenaikan setiap tahunnya, yang saat ini naik di kisaran 15 persen per tahun," kata dia.

Bisa dibayangkan jika orang tua hanya memiliki waktu terbatas untuk menyiapkan biaya sebesar itu, akan banyak dana yang harus disisihkan setiap bulannya. Sementara di sisi lain ada kebutuhan pokok yang tidak bisa dikesampingkan. Karena itu, sisihkanlah biaya pendidikan buah hati tercinta sedini mungkin.

Hal ketiga yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan biaya pendidikan anak adalah mengenai pos keuangan. Setelah mengetahui jangka waktu pendidikan, orang tua harus mengetahui kapan harus mulai menyisihkan uang, dan untuk berapa lama.

Dengan menyiapkan biaya pendidikan sedini mungkin, cicilan yang harus disiapkan tidaklah besar. Orang tua bahkan bisa membuat beberapa pos investasi untuk masing-masing jenjang, seperti pos pendidikan SMP, SMA atau universitas.

Setelah membuat pos keuangan, orang tua bisa memilih instrumen investasi yang tepat untuk menempatkan dananya. Freddy menjelaskan, saat ini, Indonesia dan negara di belahan dunia lainnya masih dibayangi pandemi. Namun banyak negara telah mulai pemulihan ekonominya secara bertahap.

Pemulihan ekonomi global yang terjadi di tengah era new economy, terlihat dari beberapa indikator. Indikator itu seperti volume perdagangan global serta aktivitas manufaktur dan jasa yang meningkat.

"Di era new economy ini, untuk kebutuhan dalam jangka panjang (pendidikan anak sampai jenjang mahasiswa), penempatan di reksadana saham bisa menjadi pilihan yang tepat," ujar dia.

Salah satu contoh adalah reksadana Manulife Saham Andalan (MSA), reksadana saham pasar domestik berdenominasi rupiah dengan strategi high conviction. Reksadana MSA dapat menangkap potensi kenaikan pasar saham Indonesia di era new economy dengan pemilihan saham yang dikombinasikan secara top down and bottom up. Saat ini, reksadana MSA memberikan imbal hasil tahun berjalan (YTD) 19,15 persen (per Juni 2021), melebihi tolok ukur yang justru negatif (-10,2 persen).

Sementara bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di luar negeri, bisa menempatkan dananya di reksadana berdenominasi dolar AS, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dolar AS (MANSYAF), reksadana saham yang fokus di sembilan kawasan di Asia Pasifik.

Dengan alokasi portofolio pada pemain-pemain terbesar dunia di bidang produksi chips, DRAM, baterai kendaraan listrik, e-commerce dan pertambangan, MANSYAF berpotensi memperoleh keuntungan di era new economy.

Fokus pada Tujuan

Hal keempat yang menurut Freddy perlu diperhatikan dalam menyiapkan biaya pendidikan adalah fokus pada tujuan. Belajar dari pengalaman, banyak orang tua yang tadinya berencana menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri ternyata harus menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta, sehingga harus pintar dalam mempersiapkan biaya pendidikan anak.

Selain harus memperhitungkan kapan anak melanjutkan ke jenjang TK, SD, SMP, SMA dan universitas, penempatan pada instrumen investasi yang tepat juga menjadi kunci penting.

"Tetap fokus pada tujuan, serta tambahkan porsi investasi jika ada dana berlebih seperti bonus atau tunjangan hari raya (THR). Ingat, pendidikan adalah investasi masa depan bagi anak. Siapkan dana pendidikan sedini mungkin, agar tidak menyesal kemudian," jelas dia.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.