Cara Hitung Dana Pensiun Muda ala Jonathan End

Hanum Kusuma Dewi • 12 Mar 2021

an image
Jonathan End, growth consultant dan investment coach, membagikan pengalamannya untuk menyiapkan dana pensiun di Investream Bareksa.

Gaya hidup atau lifestyle menentukan berapa dana pensiun yang dibutuhkan

Bareksa.com - Mendengar kata pensiun, sebagian dari kalangan muda menganggapnya hanya untuk orang tua saja. Akan tetapi, pensiun itu bukan berarti kita harus tua dulu agar bisa merasakan kebebasan finansial atau tidak harus bekerja lagi. 

Jonathan End, growth consultant dan investment coach, membagikan pengalamannya untuk menyiapkan dana pensiun. Meskipun saat ini dia masih belum menikah, dia ingin menyiapkan pensiun sedini mungkin agar bisa bebas secara finansial. 

"Saya masih single, punya kesempatan yang panjang untuk menyiapkan dana pensiun. Biasanya, 30 persen penghasilan saya untuk investasi. Kalau bisa lebih banyak hingga 50 persen apalagi di masa pandemi ini lebih banyak kegiatan di rumah," ujarnya dalam Investream Bareksa. 

Kemudian, berapa besar dana pensiun yang harus disiapkan? Pria yang biasa disapa Jonny ini mengatakan besaran dana itu tergantung gaya hidup ketika pensiun nanti. Dan untuk menghitungnya, dia menggunakan rumus 4 persen (4% rule). 

Rumus 4 persen maksudnya adalah kita bisa menggunakan 4 persen per tahun dari hasil investasi (return) untuk kebutuhan pengeluaran kita. Semakin besar pengeluaran bulanan, semakin besar modal yang dibutuhkan. 

Misalnya kita punya modal Rp1 miliar, 4 persennya adalah Rp40 juta per tahun, atau sekitar Rp3,3 juta per bulan. Angka ini yang bisa dijadikan pengeluaran bulanan. 

Dari rumus itu, kita bisa menghitung berapa modal yang kita perlukan disesuaikan dengan gaya hidup. Contoh kasus pertama, ada orang ingin pensiun di pedesaan dengan pengeluaran sekitar Rp6 juta per bulan, atau Rp72 juta per tahun. Artinya Rp72 juta ini adalah 4 persen dari Rp1,8 miliar modal yang diperlukan. 

Contoh kasus kedua, orang ingin pensiun mewah dan bisa traveling bersama pasangan dengan pengeluaran Rp20 juta per bulan, atau Rp240 juta per tahun. Artinya, Rp240 juta ini adalah 4 persen dari Rp6 miliar modal yang diperlukan. 

"Jadi, lifestyle itu menentukan berapa dana pensiun yang dibutuhkan," kata Jonny.

Namun, Jonny menambahkan bahwa kita juga perlu mempertimbangkan faktor inflasi atau kenaikan harga barang-barang. Jadi, ada baiknya kita memperkirakan return investasi di 10 persen per tahun sehingga 4 persen bisa untuk kebutuhan harian dan 6 persen untuk diinvestasikan kembali. 

Untuk mendapatkan return 10 persen ini, kita bisa menggunakan konsep portofolio, atau menaruh dana di berbagai instrumen investasi seperti surat berharga negara (SBN), reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap hingga reksadana saham. Masing-masing jenis investasi punya risiko beragam dan imbal hasil (return) juga beragam. 

Tabel Ilustrasi Investasi dalam Portofolio

Produk
Return
Porsi di Portofolio
Kontribusi Return

SBN

5%

10%

0,5%

Reksadana pasar uang

6%

10%

0,6%

Reksadana pendapatan tetap

10%

50%

5,0%

Reksadana saham

15%

30%

4,5%

Total Return

10,6%

Sumber: Presentasi Jonathan End

Jadi berdasarkan paparan tersebut, investasi sebaiknya dilakukan bukan hanya ketika mempersiapkan dana pensiun tetapi juga ketika nanti di masa pensiun. 

Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan ke dalam aset-aset keuangan seperti pasar uang, obligasi dan saham. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

* * * 

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa, klik di sini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.