Tips Diversifikasi Investasi untuk Kurangi Risiko saat Kondisi Tidak Pasti

Hanum Kusuma Dewi • 09 Oct 2020

an image
Ilustrasi diversifikasi portofolio yang digambarkan dengan kotak-kotak jenis investasi reksadana saham obligasi komoditas reits etf di dalam keranjang belanja di atas komputer laptop.

Untuk kelas aset saham, investor dapat fokus pada reksa dana dengan strategi investasi big cap

Bareksa.com - Pasar keuangan masih diprediksi akan menghadapi volatilitas tinggi di sisa tahun ini. Investor tidak perlu panik, tetapi bisa mengambil langkah untuk menurunkan risiko dari ketidakpastian di pasar ini. 

Pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun ini sudah terkoreksi 21,79 persen hingga akhir pekan lalu. Pasar dipandang masih akan volatil akibat pengaruh risiko geopolitik, tensi hubungan dagang AS dan Tiongkok, serta pertumbuhan ekonomi yang masih akan terkontraksi. 

Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya menjelaskan, langkah paling bijak yang dapat dilakukan investor untuk tetap berinvestasi pada situasi seperti ini adalah memastikan bahwa portfolio investasi telah terdiversifikasi dengan baik sesuai dengan profil risiko masing-masing. 

“Di tengah ketidakpastian yang tinggi, diversifkasi portofolio investasi dapat menurunkan risiko terhadap investasi,” ujar Ivan dalam siaran pers 8 Oktober 2020. 

Ivan menjelaskan, agar dapat berinvestasi dengan nyaman terutama saat pergerakan market bergerak secara volatil, untuk investor yang memiliki profil risiko balanced/berimbang, porsi diversifikasi investasi yang bijak untuk diterapkan adalah di kelas aset saham dan kelas aset pendapatan tetap/obligasi. 

Untuk kelas aset saham, lanjut Ivan, investor dapat fokus pada reksa dana dengan strategi investasi big cap/saham berkapitalisasi besar. Underlying dari reksa dana ini umumnya akan lebih baik menghadapi goncangan pergerakan market.

Selain itu, untuk investor dengan profil risiko moderate dapat menempatkan investasinya dengan porsi di reksa dana saham 15 persen, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi 30 persen, dan reksa dana pasar uang 55 persen.

Investor dengan profil risiko growth atau agresif dapat menempatkan investasinya dengan porsi di reksa dana saham 60 persen, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi 20 persen, dan reksa dana pasar uang 20 persen.

Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan dalam aset-aset keuangan, seperti saham, obligasi dan pasar uang. 

Di samping itu, untuk kelas obligasi, instrumen investasi yang saat ini menarik untuk dilirik adalah obligasi pemerintah  yang baru diluncurkan Kementerian Keuangan, yaitu Obligasi Negara Ritel seri ORI018. Pasar obligasi Indonesia saat ini menawarkan tingkat real yield yang cukup atraktif dan ORI018 menawarkan kupon 5,7 persen per tahun. 

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.