
Bareksa.com - Warren Buffet, tokoh investor sukses pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway, pada ulang tahunnya ke-87 memberikan sebuah nasihat penting dalam berinvestasi.
“Ketika seseorang dengan uang bertemu dengan seseorang dengan pengalaman, orang dengan pengalaman berakhir dengan uang dan orang dengan uang meninggalkan pengalaman.”
Dari kutipan di atas, bisa dilihat bahwa kunci sukses dalam berinvestasi adalah pengalaman. Namun, bagaimana dengan mereka yang baru berinvestasi? Bagaimana jika kamu tidak memiliki pengalaman?
Tenang, pengalaman itu bisa kamu pelajari dari seorang yang sudah mengecap banyak pengalaman, seperti Warren Buffet yang memiliki julukan The Oracle of Omaha karena ketepatannya dalam memilih investasi menguntungkan sehingga diikuti banyak orang. Berikut adalah 8 tips investasi dari orang terkaya dunia nomor 3 versi Forbes 2019 yang memiliki harta US$84 miliar (sekitar Rp1.188 triliun), bagi kamu yang ingin berinvestasi.
1. Diversifikasi Tidak Selalu Menjadi Ide yang Baik
Banyak investor yang baik menekankan pentingnya diversifikasi, tetapi Warren Buffett cenderung tidak setuju dengan gagasan itu. Buffett mengatakan bahwa diversifikasi adalah untuk orang yang tidak tahu banyak tentang investasi. Investor berpengalaman harus memilih saham jangka panjang dan harus percaya pada investasinya.
Beberapa investor mendiversifikasi portofolio mereka karena takut ada satu saham yang bisa menenggelamkan seluruh portofolio mereka. Tetapi, akibat diversifikasi tersebut, investor menjadi jauh lebih sulit untuk melacak peristiwa terkini yang memengaruhi masing-masing perusahaan. Jadi, dengan melakukan diversifikasi, mereka dapat mengurangi volatilitas portofolio mereka, tetapi pada saat yang sama mereka mengurangi fokus mereka pada investasi individu.
2. Investasi untuk Diri Pribadi Terlebih Dahulu
"Investasi terbaik yang dapat kamu lakukan adalah untuk kemampuan kamu sendiri. Apa pun yang dapat kamu lakukan untuk mengembangkan kemampuan atau bisnis kamu sendiri kemungkinan akan lebih produktif."
Warren Buffett mengatakan bahwa investasi terbaik yang dapat dilakukan adalah pada kemampuannya sendiri. Kebanyakan orang tidak akan menghasilkan sebagian besar uang mereka dari pasar saham. Mereka akan berhasil dari karier mereka. Jadi, kembangkan diri kamu terlebih dahulu.
Rekan Buffett, Charlie Munger, memiliki pemikiran yang sama. Rahasia sukses Munger: luangkan waktumu sejam setiap hari, dan gunakan jam itu untuk menjadikan diri kamu lebih baik.
3. Percaya Diri untuk Menjadi Investor yang Sukses
Buffett mengatakan bahwa hal tersulit adalah mempercayai keputusan investasi yang sudah dibuat. Kamu selalu berpikir bahwa orang lain benar dan kamu salah. Sebaliknya, kamu perlu belajar dan percaya pada diri sendiri. Untuk menjadi sukses, kamu perlu mengatasi rasa takut dan tidak memperhatikan apa yang orang lain katakan kepada kamu.
4. Hanya Melakukan Investasi yang Kamu Ketahui
Warren Buffett mengatakan bahwa banyak orang berpikir sedikit sebelum melakukan investasi - dan kadang-kadang berpikir terlalu banyak. Buffett memperingatkan bahwa kamu tidak boleh berinvestasi dalam bisnis yang tidak sepenuhnya kamu pahami.
Dia mengatakan bahwa jika sebelum dia berinvestasi dalam saham perusahaan, dia harus terlebih dahulu memahami bagaimana perusahaan menghasilkan uang dan pendorong utama yang berdampak pada industrinya dalam waktu tidak lebih dari 10 menit. Jika dia tidak dapat memahaminya dalam 10 menit, dia pergi untuk mengevaluasi perusahaan lain atas dasar ini.
Kebanyakan orang tidak dapat memprediksi tren mode berikutnya di kalangan remaja atau apakah obat akan berhasil di pasar. Bahkan, jika jika kamu memiliki lebih banyak data daripada orang lain, masih tidak mungkin untuk memprediksi masa depan dengan akurasi 100 persen.
Dalam situasi yang bergantung pada perkiraan masa depan yang akurat, Buffett menyarankan untuk tidak berinvestasi. Jika rumit untuk kamu, cari saja bisnis lain untuk berinvestasi.
Buffet pernah mengatakan bahwa dari sekitar 10.000 perusahaan publik, dia hanya ingin berinvestasi dalam beberapa ratus perusahaan, bahkan sebelum memperhitungkan valuasinya!
5. Pastikan Memilih Berita yang Tepat untuk Menjadi Fokus
Salah satu kiat investasi terbaik dari Warren Buffett adalah tidak membeli terlalu banyak saham di perusahaan yang dimuat di pemberitaan utama.
Buffett percaya pada aturan 99-1. Sebagian besar investor mengambil tindakan berdasarkan 1 persen dari berita keuangan yang mereka konsumsi. Dengan melakukan itu, mereka dengan cepat menjual saham mereka setiap kali ada berita buruk.
Misalnya, pendapatan perusahaan telah turun 10 persen. Jika perusahaan dalam contoh kasus ini telah berkecimpung dalam bisnis lebih dari 100 tahun, maka menurut Buffet, perusahaan itu pasti mampu menahan peristiwa semacam itu. Dengan kata lain, orang sering cenderung bereaksi berlebihan.
6. Membeli Saham Perusahaan adalah Membeli Bagian dari Bisnis
Bayangkan kamu membeli saham kepemilikan di toko serba ada di dekat rumah kamu. Secara otomatis kamu akan memikirkan persaingan, pemasok, harga dan lainnya. Kamu harus memikirkan baik lokasi spesifik maupun posisi kompetitifnya di pasar.
Demikian pula, saat membeli saham perusahaan lain, kamu perlu memikirkan semua hal ini, sama seperti orang-orang yang menjalankan bisnis.
Ketika kamu membeli saham, kamu tidak hanya membeli selembar kertas atau kode saham. Membeli saham perusahaan adalah membeli kepemilikan saham dalam bisnis.
7. Belajarlah dari Kesalahan
Kamu mungkin heran mengetahui bahwa Warren Buffett pernah membuat kesalahan-kesalahan besar juga. Tetapi dia memastikan bahwa dia belajar dari kesalahannya. Buffett menyarankan untuk mencatat kesalahan yang telah kamu buat sehingga kamu tahu apa yang salah dan pastikan kamu tidak mengulanginya lagi.
Lebih lanjut, Buffett mengatakan bahwa kamu harus membagikan pelajaran ini dengan anak-anak dan cucu kamu sehingga mereka tahu kesalahan apa yang tidak perlu dilakukan.
8. Jangan Menjadi Pedagang Harian
Menurut Buffett, rahasia untuk mendapatkan pengembalian investasi yang lebih baik adalah dengan membeli saham dan melupakannya. Dia percaya memiliki mentalitas beli dan tahan dan bersikeras memegang saham selama beberapa dekade.
Ada dua prinsip di balik ini. Pertama, jika kamu membeli saham kurang dari nilai sebenarnya, harga saham pada akhirnya akan menyatu dengan nilai intrinsiknya. Kedua, jika kamu membeli bisnis yang bagus, nilai bisnis itu akan bertambah dan meningkat secara eksponensial semakin lama kamu mempertahankannya.
Jadi, investor yang sabar pada akhirnya akan dihargai jika mereka mempertahankan saham mereka untuk waktu yang lebih lama. Bagi Buffett, waktu adalah teman bisnis yang luar biasa.
"Jika kamu tidak mau memiliki saham selama 10 tahun, jangan pernah berpikir untuk memilikinya selama 10 menit."
Dia mengatakan bahwa jika kamu terus-menerus membeli dan menjual saham, itu akan mengambil persentase signifikan dari imbal hasil kamu dalam bentuk komisi perdagangan dan pajak. Jadi, lebih baik untuk membeli saham yang bagus dan menahannya untuk waktu yang lama.
Itulah nasihat Buffet yang telah berinvestasi saham sejak berusia 11 tahun. Selama lebih dari 70 tahun berinvestasi saham, tentu Buffet memiliki banyak pengalaman berharga.
Nah, buat kita yang masih awam, mungkin berinvestasi saham dengan modal yang minim terlalu berisiko. Untuk bisa mengurangi risiko berinvestasi langsung di saham, kita juga bisa memanfaatkan investasi di reksadana saham. Investasi reksadana saham di Bareksa bisa dimulai dari Rp100.000 saja.
Tidak perlu bingung atau khawatir karena ada perusahaan manajer investasi yang akan mengelola dan menempatkan dana kita dalam portofolio reksadana. Reksadana saham memiliki fluktuasi tinggi, artinya bisa naik dan turun dalam jangka waktu cepat. Akan tetapi, dalam jangka waktu panjang, reksadana jenis ini berpotensi tumbuh lebih tinggi dibandingkan jenis produk lain.
Tujuan investasi reksadana saham adalah untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, tetapi memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi (high risk high return).
Maka itu, investasi di reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang, di atas lima tahun. Contoh tujuan keuangan jangka panjang adalah untuk pendidikan anak, liburan ke luar negeri, atau persiapan dana pensiun. (hm)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.