Pasar Modal Dapat Dorongan Reopening China, Ini Rekomendasi Investasi untuk HNWI

Hanum Kusuma Dewi • 06 Feb 2023

an image
Ilustrasi investor memiliki pandangan optimistik menyambut pasar modal setelah pembukaan kembali China 2023. (Shutterstock)

Investor dapat menyesuaikan alokasi rekomendasi investasi reksadana dengan profil risiko dan tujuan keuangan

Bareksa.com - Pembukaan kembali ekonomi (reopening) China baru-baru ini menjadi angin segar dalam berinvestasi di pasar keuangan, termasuk pada produk reksadana. Investor High Net-Worth Individual (HNWI) dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengambil langkah strategis dalam mengatur portofolio investasi reksadana dengan tetap menyesuaikan profil risiko dan tujuan keuangan.

Head of Investment Bareksa Christian Halim menjelaskan bahwa pemerintah China memutuskan serangkaian pelonggaran kebijakan setelah melakukan lockdown ketat selama hampir 3 tahun terakhir, sehingga bisa memberikan dorongan bagi perekonomian negara terbesar Asia tersebut. 

Pelonggaran kebijakan Covid-19 tersebut mulai tercermin pada mobilitas di China. Berdasarkan data dari pemerintah China, selama hari libur perayaan tahun baru Imlek, terjadi lebih dari 300 juta perjalanan. Angka tersebut menyentuh 90% dari level sebelum pandemi. Perjalanan udara meningkat sebesar 80% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.

Selain itu, dampak pembukaan ekonomi China juga mulai terlihat dari aktivitas manufaktur China yang kembali menunjukkan pertumbuhan berdasarkan data Manufacturing PMI biro statistik lokal yang naik ke level 50,1 pada bulan Januari.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi China 

Sumber: Bloomberg Economics

Reopening ekonomi China juga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi global. Walaupun sempat diwarnai oleh meningkatnya kasus Covid-19, masyarakat setempat dan investor global meyakini bahwa pemerintah China masih akan tetap menjaga pelonggaran sebagai upaya untuk mendorong perekonomian negara tirai bambu tersebut yang mengalami perlambatan pada tahun lalu,” ujar Christian. 

IMF merespon dengan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,2% menjadi tumbuh +2,9% YoY pada tahun ini, salah satunya didorong oleh efek reopening ekonomi China.

Menanggapi kondisi ini, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya menambahkan bahwa pembukaan kembali ekonomi juga akan berdampak positif pada perekonomian tanah air. Reopening ekonomi China diharapkan akan mendorong permintaan sejumlah komoditas asal Indonesia termasuk logam dasar, batu bara, dan CPO, yang berdampak positif pada kinerja ekspor. Tercatat ekspor nonmigas Indonesia dengan China sepanjang tahun 2022 mencapai USD 63,55 miliar atau berkontribusi terhadap 23,03% total ekspor. 

“Tentu saja peningkatan permintaan logam dasar bisa mendorong kinerja sektor pertambangan dari Indonesia, mengingat komoditas seperti nikel dan tembaga menjadi andalan ekspor dari Tanah Air,” kata Erik.

Di sisi lain, pembukaan kembali ekonomi China akan mempercepat normalisasi rantai pasokan global. Dari sisi permintaan dalam negeri, China juga mengalami perbaikan yang cukup terarah dan kemungkinan pertumbuhan permintaannya akan berjalan eksponensial.

Penjualan ritel dan industri manufaktur yang bergerak meningkat signifikan akan mendorong kinerja perusahaan dalam negeri pada tahun ini akan berjalan dengan baik. Meskipun di sisi lain, reopening China dapat mendorong adanya kenaikan harga input produksi, walaupun diperkirakan hanya akan terjadi sementara dan akan mengalami perbaikan kembali pada semester II-2023 seiring dengan meredanya dampak reopening tersebut.  

Rekomendasi Reksadana 

Erik menyarankan strategi yang dapat dilakukan oleh investor high net worth individual (HNWI) adalah dengan memanfaatkan momentum ini untuk menambah eksposur ke investasi yang mendapat manfaat dari pembukaan ekonomi China ini. Namun, porsi investasi sebaiknya disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan investor.

"Investor dengan profil risiko agresif dapat mempertimbangkan reksadana saham denominasi USD dengan eksposur tinggi ke China. Selain itu, reksadana saham rupiah yang memiliki porsi aset pada saham-saham nikel dan tembaga juga dapat diuntungkan," ujar Erik. 

Sementara itu, Managing Partner Bareksa Prioritas Citra Putri mengingatkan investor HNWI untuk tetap melakukan diversifikasi di berbagai kelas aset untuk meminimalisir risiko dan aksi berjaga-jaga. Reksadana pasar uang nilainya cenderung stabil dan sifatnya likuid sehingga memiliki kemiripan seperti memegang uang cash

"Investor yang risk averse dapat menambah alokasi dana di reksadana pasar uang. Sementara investor yang risk taker dapat menjaga risikonya dengan menaruh sebagian di pasar uang dan sisanya dialokasikan di reksadana saham maupun reksadana pendapatan tetap, atau dengan memilih instrumen reksadana campuran," tambah Citra.

Kinerja Reksadana​

Daftar Reksa Dana

Imbal Hasil (Return)

Reksa Dana Saham USD

YTD

Dana Kelolaan

BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD Kelas RK 1

13,84%

USD 95,83 juta

Eastspring Syariah Greater China Equity USD Kelas A

12,10%

USD 9,50 juta

Reksa Dana Saham IDR

YTD

Dana Kelolaan

Batavia Dana Saham Optimal

1,55%

IDR 681,0 miliar  

BNP Paribas Solaris

1,14%

IDR 313,5 miliar  

Reksa Dana Pendapatan Tetap

YTD

1 Tahun

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

1,65%

IDR 2,03 triliun

Syailendra Fixed Income Fund

1,40%

IDR 68,99 miliar

Reksa Dana Pasar Uang

YTD

3 Tahun

Syailendra Dana Kas

0,33%

IDR 4,39 triliun

Sucorinvest Money Market Fund

0,22%

IDR 7,67 triliun

Sumber: Tim Analis Bareksa Prioritas, Data per 31 Januari 2023

Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.

Investasi untuk Raih Financial Freedom, Klik di Sini

(hm)

* * *

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.