Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 tumbuh 5,72% secara tahunan (Year on Year/YOY) di tengah potensi resesi global. Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III adalah industri pengolahan yang tumbuh 17,88% dan berkontribusi 0,99%.
Sumber : BPS
"Ini tentu saja merupakan capaian atau prestasi seluruh masyarakat Indonesia di tengah terpaan kondisi global yang tidak menentu, bahkan trennya semakin menguat," kata Margo (7/11/2022) .
Selanjutnya transportasi dan pergudangan berkontribusi 0,9%. Sektor ini tumbuh 25,81% pada kuartal III 2022. Sektor selanjutnya yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah perdagangan, yakni 0,71%. Sektor perdagangan tumbuh 12,74% YOY.
Berdasarkan pertumbuhan, industri pengolahan naik paling tinggi, diikuti sektor pertambangan melesat 13,47%. Kenaikan harga batu bara di pasar global, kata Margo, berdampak positif pada beberapa provinsi.
BPS mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III 2022 berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.091,2 triliun atau atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.976,8 triliun.
Secara kuartalan ekonomi Indonesia di triwulan III 2022, dibandingkan triwulan sebelumnya naik 1,81%. Sepanjang tahun berjalan sampai dengan triwulan III 2022 dibandingkan triwulan I - III 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen. Secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III 2022 mengalami peningkatan di seluruh provinsi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 tumbuh cukup baik dan di atas estimasi pasar 5,6% YOY. Pertumbuhan ini ditopang kuatnya konsumsi domestik, serta mobilitas masyarakat yang semakin pulih mendorong pertumbuhan ekonomi RI semakin solid.
Tim Analis Bareksa menilai tren pertumbuhan ekonomi ini masih akan berlanjut ke depannya, seiring tren musiman ekonomi Indonesia di mana kuartal IV akan lebih tinggi, akibat tingginya realisasi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) pemerintah di akhir tahun. Tim Analis Bareksa optimistis ekonomi Indonesia bisa mencapai target di 5,2% sepanjang 2022.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didukung oleh beberapa bisnis seperti sektor industri, pertambangan, pertanian dan perdagangan. Hal itu diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir tahun ini, seiring dengan masih terjaganya harga komoditas unggulan Indonesia.
Tim Analis Bareksa merekomendasikan untuk akumulasi investasi di reksadana saham dan reksadana indeks seiring rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III yang dipublikasi hari ini, dengan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 7.200-7.300 pada akhir tahun ini.
Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini (7/11/2022) usai rilis PDB kuartal III RI dirilis, IHSG menguat 0,23% di level 7.061.
Beberapa produk reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 4 November 2022)
Bahana Dana Prima : 16,67%
Schroder Dana Prestasi Plus : 13,69%
BNP Paribas Sri Kehati : 17,92%
Avrist Indeks LQ45 : 9,84%
Untuk diketahui, reksadana adalahwadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.