Bareksa Insight : Proyeksi Ekonomi RI 2023 Dipangkas, Ini Jurus Investasi Reksadana yang Pas

Abdul Malik • 19 Dec 2022

an image
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Shutterstock)

Pekan ini, para pelaku pasar sedang menanti rilis suku bunga acuan BI

Bareksa.com - Beberapa lembaga dunia seperti Bank Dunia, Fitch Ratings hingga Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 jadi 4,8%. Sebelumnya Bank Dunia memperkirakan ekonomi RI tahun depan bisa melaju 5,1%, Fitch 5,8% dan ADB 5%. 

Proyeksi Ekonomi RI 2023

Lembaga

Sebelumnya

Saat ini

Bank Dunia

5,1%

4,8%

Fitch Rating

5,8%

4,8%

ADB 

5%

4,8%

Sumber : Tim Riset Bareksa

Pemangkasan itu mempertimbangkan pelemahan permintaan dari dalam dan luar negeri, akibat tingginya suku bunga acuan. Potensi pelemahan harga komoditas juga akan turut menekan ekonomi tahun depan. Pekan ini, para pelaku pasar modal sedang menanti rilis suku bunga acuan Bank Indonesia setelah pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) November telah menaikkan bunga acuan 50 basis poin jadi 5,25%. 

Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini

Adapun Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) pada rapat Desember 2022 kembali menaikkan suku bunga acuan jadi 4,25%-4,5%. Fed Rate masih berpeluang naik lagi di 2023. Ketua The Fed, Jerome Powell pada Kamis dinihari (15/12/2022) menyatakan tidak akan menurunkan suku bunga acuan hingga awal 2024. 

Pasar Saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (16/12/2022) menguat 0,89% jadi 6.812. Sepanjang pekan lalu, IHSG naik 1,89%. Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat di level 6,873% pada Senin (19/12/2022) pukul 07.41 WIB, atau -0,026. 

Ingin Raih Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini

Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?

Mempertimbangkan pemangkasan proyeksi ekonomi RI tahun depan, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar kinerja investasinya di reksadana tetap moncer tahun depan

1. Smart Investor dapat mempertimbangkan investasi secara jangka panjang di reksadana saham. Sebab fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup baik di 2023, maka akan kembali menarik minat investor global. Target IHSG tahun depan berada di 7.800-8.100.

2. Smart investor juga perlu mempertimbangkan masuk ke reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, hingga semester I 2023. 

Raih Financial Freedom dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini

Beberapa produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif ialah sebagai berikut : 

Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 16 Desember 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,36%
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 6,23%

Reksadana Saham

Schroder Dana Prestasi Plus : 13,41%
Avrist Equity Cross Sectoral : 11,14%

Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. 

Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.