BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

BI : Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Lebih Tinggi Jadi Rp5.924 triliun

14 Agustus 2020
Tags:
BI : Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Lebih Tinggi Jadi Rp5.924 triliun
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (US$) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89 persen dari total ULN

Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) menyampaikan utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat. Laman resmi BI menyebutkan posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan II 2020 tercatat US$408,6 miliar, atau setara Rp5.924 triliun (nilai tukar Rp14.500 per dolar AS).

"ULN Indonesia tersebut tumbuh 5 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 0,6 persen (YoY), disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah," kata Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam keterangannya (14/8/2020).

ULN Indonesia itu terdiri atas sektor publik (pemerintah dan bank sentral) US$199,3 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) US$209,3 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

ULN pemerintah tercatat ada peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan II 2020 tercatat US$196,5 miliar, tumbuh 2,1 persen (YoY), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi 3,6 persen (YoY).

"Peningkatan ULN pemerintah terjadi seiring penerbitan Sukuk Global untuk memenuhi target pembiayaan termasuk satu seri Green Sukuk yang mendukung pembiayaan perubahan iklim," kata Onny.

Selain itu, ia melanjutkan, arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang masih cukup tinggi mengindikasikan persepsi yang positif terhadap pengelolaan kebijakan makroekonomi dalam memitigasi dampak pandemi Covid-19, menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi.

Menurut BI, ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,5 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (16,3 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,4 persen), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,7 persen).

ULN Swasta

Di sisi lain, ULN swasta meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. ULN swasta pada akhir triwulan II 2020 tumbuh 8,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya 4,7 persen (YoY).

"Perkembangan ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan tercatat kontraksi," jelas Onny.

Pada akhir triwulan II 2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan terakselerasi dari 7 persen (YoY) pada triwulan sebelumnya menjadi 11,4 persen (YoY), sedangkan ULN lembaga keuangan terkontraksi 1,7 persen (YoY), lebih rendah dari kontraksi 2,4 persen (YoY) pada triwulan sebelumnya.

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3 persen dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.

Utang Sehat

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan II 2020 sebesar 37,3 persen, meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya 34,5 persen," kata Onny.

Ia melanjutkan meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89 persen dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, kata dia, BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," kata Onny.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Masa pemesanan Obligasi Negara Ritel seri ORI017 sudah ditutup 9 Juli 2020 pukul 10.00 WIB. Tunggu penerbitan SBN ritel berikutnya di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua